
Salah
satunya dari mantan Ketua Badan Liga Indonesia (BLI), Andi Darussalam
Tabussala. Menurutnya, jika memang Arema dan Pelita bersatu, harus
melakukan merger dan tidak mengatasnamakan kerjasama.
"Merger
dalam klub sepak bola bukan menjadi hal yang tabu. Itu sesuatu yang baik
dilakukan jika memang dibutuhkan dalam rangka perbaikan kualitas
sepakbola industri. Tetapi kalau hanya kerjsama seperti yang dilakukan
Arema-Pelita seperti saat ini, itu namanya tidak punya etika dan
melanggar aturan FIFA,” ujar Andi Darussalam saat melakukan kunjungan di
Kota Batu, Jumat (5/10/2012).
Andi mencontohkan, klub sepakbola
di Inggris seperti Manchester United dan Mancheseter City tidak akan
pernah mau jika harus latihan bersama meskipun berasal dari satu kota.
“Yang biacara soal aturan ini bukan saya, tapi peraturan FIFA. Klub di
luar negeri saja tidak ada yang melakukan kerjasama, tetapi yang ada itu
merger,” tukasnya .
Pria asal Makassar ini
mengungkapkan, jika merger merupakan penyatuan dari dua klub agar
membentuk suatu kekuatan baru. Sehingga jika Arema dan Pelita merger,
maka manajemen Arema maupun Pelita tak perlu malu-malu untuk
mengungkapkan jika ingin merger. “Kalau ingin merger tidak perlu
malu-malu, nanti malah bikin malu,” tuturnya.
Andi Darussalam
menampik isu jika dirinya cemburu dengan adanya kerjasama antara
Arema-Pelita. “Saya tidak ingin cari muka atau pencitraan mengenai hal
ini. Saya cuma ingin mengingatkan jika apa yang dilakukan oleh
Arema–Pelita saat ini menyalahi aturan. Jangan bodohi masyarakat,”
pungkasnya. [num/ted]