
''Pihak kepolisian saat ini sedang menyelidiki setelah menangkap
beberapa orang yang dicurigai sesaat setelah kejadian. Tapi, yang jelas
pelaku merupakan anggota salah satu kelompok suporter karena salah satu
korban mengenalinya,'' kata Direktur Keuangan PT Sriwijaya Optimis
Mandiri (manajemen Sriwijaya FC), Augie Bunjamin, di Palembang, Kamis.
Ia yang dijumpai pada acara Kejuaraan Futsal antarwartawan Piala
Gubernur Sumsel itu mengatakan kejadian yang mencederai 10 anak yatim
piatu dari Panti Asuhan Amar Makruf kawasan Sekip demikian menyayat
hati.
Ini mengingat aksi oknum bersembunyi di balik identitas suporter telah bertindak tidak berperikemanusiaan.
"Anak-anak yatim piatu yang berusia 3-6 tahun itu untuk pertama kali
diundang manajemen menonton langsung ke stadion,'' kata Augie. ''Tapi,
nyatanya berujung penderitaan.''
Ia menyebutkan lima orang terpaksa mendapatkan perawatan medis berupa
jahitan karena luka robek akibat terkena pecahan kaca. Sisanya
mengalami luka ringan.
Bus rombongan anak yatim itu dilempari batu ketika melintasi
segerombolan orang di areal sekitar pagar stadion. Meski bus telah
memasang stiker anak yatim yang ditempel pada bagian belakang mobil,
tapi tetap tidak menghentikan aksi brutal itu.
Sebanyak 27 anak yatim yang berada di dalam bus berupaya melindungi
diri dengan merunduk. Tapi, beberapa diantaranya masih terkena dan
berujung luka parah dan ringan.
"Manajemen Sriwijaya FC telah mendesak Polresta Palembang untuk
mengusut tuntas aksi anarkis ini karena berkategori kriminal murni. Jika
tidak ditindak tegas, maka tidak akan membuat jera," ujarnya.(sg)