
"Kita masih punya sedikit waktu sebelum deadline dari FIFA
tanggal 10 Desember. Kami siap 24 jam demi terciptanya sepakbola
Indonesia yang kondusif termasuk menghindarkan Indonesia dari sanksi
FIFA," kata La Nyalla saat dihubungi, Sabtu (08/12) malam.
Kondisi sepakbola Indonesia kembali memanas saat Sekjen PSSI, Halim Mahfudz mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dengan menyebut PSSI lebih baik di banned daripada melanggar statuta.
Bukan hanya itu, sikap Halim yang mengulur-ulur waktu untuk
memverifikasi tiga klub dan 15 pengprov bermasalah menjadi pemicu
lainnya. Padahal, dalam rapat Joint Committee (JC) Rabu (5/12) malam,
telah disepakati kedua belah pihak untuk memverifikasi peserta kongres.
"Kami dari dulu selalu dikatakan pihak yang ingin sepakbola Indonesia
dihukum. Sekarang terbukti siapa yang sebenarnya ingin dihukum kan?"
ujarnya.
"Kami ini masih orang Indonesia, bukan pendatang. Jelas, kami tidak
ingin sepakbola Indonesia dihukum. Ya, dengan cara mematuhi MoU dan
keputusan JC yang diamanatkan dalam MoU itu," La Nyalla menambahkan.
Namun, La Nyalla berharap jika pertemuan antara PSSI dan pihaknya bisa
benar-benar terjadi. Dia ingin ada pihak lain seperti pemerintah dan
dari kalangan independen termasuk media menjadi saksi pertemuan
tersebut.
"Itu supaya semua pihak benar-benar mengawal hasil dari pertemuan. Kita
berharap, sepakbola Indonesia terhindar dari sanksi FIFA," tandasnya.(AD)