
Dengan kerjasama tersebut, maka otomatis untuk musim kompetisi ISL
depan maka manajemen Pelita Jaya dipegang oleh Bandung Raya. "Karena 100
persen saham Pelita Jaya dibeli oleh Bandung Raya, maka otomatis musim
depan kewenangan klub akan dipegang oleh Bandung Raya, dengan nama klub
yang baru tentunya," ucap Komisaris PT Pelita Jaya Chronus, Andika
Andrayudha Bakrie selaku "holding company" PT Nirwan Pelita Jaya.
Ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama Pelita Jaya-Arema
Indonesia sebelumnya. Karena tidak memungkinkan merger, karena bisa
membunuh salah satu klub, maka, menurut Andika, pihaknya menjalin
kerjasama tersebut dengan Bandung Raya, agar kedua klub besar itu bisa
tetap berlaga di ISL.
Presiden Direktur Retower Asia Ari D. Sutedi selaku pemilik klub
Bandung Raya menuturkan akuisisi dengan Pelita Jaya ini agar untuk
memudahkan mereka menjalankan program mereka untuk membentuk klub yang
sehat secara keseluruhan.
"Motivasi kami sejak awal adalah untuk membangkitkan sepak bola
nasional dengan mengutamakan "sport science". Untuk itu kami membutuhkan
klub yang solid secara legitimasi untuk membangun itu semua," ucapnya.
Pelita dinilai Ari, sebagai klub yang cocok karena secara legitimasi
sudah solid, jika dibandingkan dengan klub-klub ISL lainnya yang lebih
jelas secara status maupun kepemilikan. Salah satu syarat dari kerjasama
tersebut yang diajukan kedua belah pihak yakni, harus berkandang di
Kota Bandung dan tidak boleh menghilangkan nama Pelita.
"Nama baru mungkin mendekati waktu kompetisi ISL baru akan kami launching di Bandung," kata Ari.
Rencana untuk melakukan kolaborasi dengan klub dari level kompetisi
lebih di atas, Divisi Utama (DU) atau ISL sebenarnya sudah cukup lama
direncanakan oleh Bandung Raya.
Awalnya, ada dua tim DU yang diincar mereka yakni Persikab dan
Persikasi, namun karena secara peluang bisnis, Ari melihat ISL saat ini
lebih kompeten dan profesional dalam manajemen Liga, maka pihaknya pun
akhirnya mencari tim ISL.
Untuk musim depan, pihaknya pun mengaku telah menyiapkan tim dan kini
sedang tahap pematangan. "Kami telah menyiapkan pelatih dari luar untuk
memimpin tim ini. Pemilihan pemain kewenangannya diberikan kepada
pelatih, dan saat ini daftar pemain pun telah dipersiapkan tinggal
eksekusi pemainnya saja," tuturnya.
Karena berorientasi Jawa Barat, maka pihaknya akan memfokuskan diri
untuk melakukan rekrutmen pemain dari Jawa Barat dan diutamakan adalah
pemain muda. Begitu juga untuk stadion kandang mereka. Ada tiga stadion
di dalam Bandung yang masuk dalam daftar calon homebase yakni Stadion
Gedebage, Siliwangi, dan Si Jalak Harupat.
"Untuk pendaftaran pemain masih ada 32 hari lagi untuk dilaporkan ke
PT Liga Indonesia. Kemungkinan awal Desember skuad tim ini sudah
lengkap. Ada beberapa pemain Pelita musim lalu yang masuk, tapi kami
lebih mengutamakan pemain muda dari Jawa Barat. Sedangkan stadion kami
masih akan meninjaunya kembali mana yang cocok," ujar Ari menambahkan.
Kendati merupakan tim baru di ajang ISL, namun sebenarnya nama besar
Bandung Raya sudah sejak dulu ada. Dengan proses kaderisasi yang ingin
dilakukan, tidak tanggung-tanggung, dalam lima tahun kedepan, mereka
mentargetkan diri untuk menjadi juara Asia. "Kami ingin mengembalikan
kejayaan Bandung Raya masa lalu," kata Ari.
Bandung Raya sendiri adalah salah satu klub sepak bola
semi-profesional yang berbasis di Bandung, Indonesia. Klub ini berdiri
pada tahun 1985 pada era kompetisi Galatama. Sejak tahun 1994, Bandung
Raya berlaga di kompetisi Liga Indonesia yang merupakan penggabungan
dari kompetisi Perserikatan dan Galatama. Namun, karena krisis keuangan,
maka mereka membubarkan diri setelah Liga Indonesia 1996/1997.
Di Liga Indonesia, prestasi Bandung Raya cukup membanggakan. Pada
Liga Indonesia 1995/1996, mereka tampil sebagai juara setelah
mengalahkan PSM Ujungpandang 2-0. Lalu pada kompetisi tahun berikutnya,
Bandung Raya kembali mencapai Grand Final. Namun sayang, mereka tidak
mampu mempertahankan gelarnya setelah dikalahkan Persebaya, 3-1.
(A-161/A-88)***