Awal yang indah. Bermain dihadapan ribuan Metromania di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Metro FC sukses menundukkan tim kuat Persidafon Dafonsoro dengan skor tipis 1-0. Gol semata wayang itu diciptakan striker Harmoko di menit 57 babak kedua.
Dalam pertandingan yang dipimpin wasit asal Jakarta Selatan, Puji Suprayitno, Metro FC sebenarnya banyak memiliki peluang untuk mencetak gol. Hanya saja, dari sejumlah kesempatan yang dimiliki hanya satu yang bisa dikonversi menjadi gol. Kemenangan yang diraih Metro FC, benar-benar menguras stamina dan emosi. Apalagi pertandingan berlangsung cukup keras. Bahkan Persidafon harus bermain dengan 10 orang sejak menit 31, setelah Doddy K, dikeluarkan wasit lantaran mengantongi dua kartu kuning. Sedang di kubu tuan rumah, tiga kartu kuning diberikan untuk Richie Pravita H, Edi ‘Duro’ Zamroni dan Nurul Mauludi.
Padahal hingga menit 30, Persidafon mampu memberikan perlawanan sengit. Bahkan Metro FC yang tampil menyerang, tak mampu menembus ketatnya pertahanan Persidafon. Hal itu masih ditambah dengan banyaknya peluang Metro FC yang terbuang sia-sia. Termasuk diantaranya peluang yang diperoleh Yosep Leonardo dan Harmoko.
Sedang Persidafon yang juga tampil menyerang, sering membahayakan gawang Metro FC. Anak asuh Jonathan itu pun sempat keteteran dalam jual beli serangan tersebut.
Baru di babak kedua, Metro FC tampil lebih tenang dan mampu memanfaatkan kelemahan lawan yang hanya bermain dengan 10 pemain. Apalagi setelah Jonathan memasukkan beberapa pemain muda dengan tipikal cepat.
Hasilnya, baru satu menit babak kedua berlangsung, Harmoko nyaris mencuri gol melalui bola heading yang dikirimkan Yosep dari sisi kanan gawang. Sayang, kesempatan itu terbuang percuma karena bola heading justru melenceng ke sisi kanan gawang Persidafon yang dijaga Selsius Bebze.
Masuknya beberapa pemain muda, seakan merubah penguasaan bola yang sebelumnya lebih seimbang. Bahkan memasuki menit 48, giliran Yosep yang mendapat kesempatan bagus untuk merobak gawang Selsius. Sayang, bola lambung umpan Feri dari sektor kiri masih melebar ke kiri gawang.
Serangan demi serangan yang dibangun Nurul Mauludi dkk, baru membuahkan hasil setelah memasuki menit 57. Memanfaatkan blunder kiper Selsius yang salah dalam menangkap bola, Harmoko yang berada di kanan kiper langsung melesakkan bola ke arah gawang. Kedudukan pun berubah 1-0 untuk kemenangan Metro FC.
Tertinggal satu gol, membuat Persidafon semakin meningkatkan serangan. Sementara Metro FC, yang sudah unggul, justru mulai mengendurkan serangan.
Hanya saja, Dewi Fortuna belum berpihak kepada Persidafon. Diantaranya tendangan Ernest Jeremiah yangmemanfaatkan umpan lambung, melebar di sisi kiri gawang Rohanda. Padahal saat itu Ernest sudah berdiri bebas tanpa kawalan.
Metro FC yang terus menerus mendapat gempuran, hanya mampu sesekali melakukan counter attack. Meski demikian, dari serangan balik itu sempat membahayakan gawang Persidafon. Diantaranya serangan cepat Feri dan Abdul ‘Gurem’ Rokhim.
Namun buruknya finishing touch, membuat tak satu pun gol tambahan tercipta. Padahal saat itu, Yosep sudah berhadapan satu lawan satu dengan Selsius. Begitu juga dengan Ainul Muzaki yang mendapat umpan di depan gawang lawan oleh Yosep, pun tendangannya melambung.
Bahkan di menit-menit akhir pertandingan, Gurem juga sudah tinggal head to head dengan kiper, tapi tendangannya berhasil diblok Selsius.
‘’Karena kekurang-tenangan pemain, finishing touch masih jauh di bawah harapan. Makanya saya akan terus melakukan pembenahan,’’ terang Jonathan seusai pertandingan.
Dalam pertandingan yang dipimpin wasit asal Jakarta Selatan, Puji Suprayitno, Metro FC sebenarnya banyak memiliki peluang untuk mencetak gol. Hanya saja, dari sejumlah kesempatan yang dimiliki hanya satu yang bisa dikonversi menjadi gol. Kemenangan yang diraih Metro FC, benar-benar menguras stamina dan emosi. Apalagi pertandingan berlangsung cukup keras. Bahkan Persidafon harus bermain dengan 10 orang sejak menit 31, setelah Doddy K, dikeluarkan wasit lantaran mengantongi dua kartu kuning. Sedang di kubu tuan rumah, tiga kartu kuning diberikan untuk Richie Pravita H, Edi ‘Duro’ Zamroni dan Nurul Mauludi.
Padahal hingga menit 30, Persidafon mampu memberikan perlawanan sengit. Bahkan Metro FC yang tampil menyerang, tak mampu menembus ketatnya pertahanan Persidafon. Hal itu masih ditambah dengan banyaknya peluang Metro FC yang terbuang sia-sia. Termasuk diantaranya peluang yang diperoleh Yosep Leonardo dan Harmoko.
Sedang Persidafon yang juga tampil menyerang, sering membahayakan gawang Metro FC. Anak asuh Jonathan itu pun sempat keteteran dalam jual beli serangan tersebut.
Baru di babak kedua, Metro FC tampil lebih tenang dan mampu memanfaatkan kelemahan lawan yang hanya bermain dengan 10 pemain. Apalagi setelah Jonathan memasukkan beberapa pemain muda dengan tipikal cepat.
Hasilnya, baru satu menit babak kedua berlangsung, Harmoko nyaris mencuri gol melalui bola heading yang dikirimkan Yosep dari sisi kanan gawang. Sayang, kesempatan itu terbuang percuma karena bola heading justru melenceng ke sisi kanan gawang Persidafon yang dijaga Selsius Bebze.
Masuknya beberapa pemain muda, seakan merubah penguasaan bola yang sebelumnya lebih seimbang. Bahkan memasuki menit 48, giliran Yosep yang mendapat kesempatan bagus untuk merobak gawang Selsius. Sayang, bola lambung umpan Feri dari sektor kiri masih melebar ke kiri gawang.
Serangan demi serangan yang dibangun Nurul Mauludi dkk, baru membuahkan hasil setelah memasuki menit 57. Memanfaatkan blunder kiper Selsius yang salah dalam menangkap bola, Harmoko yang berada di kanan kiper langsung melesakkan bola ke arah gawang. Kedudukan pun berubah 1-0 untuk kemenangan Metro FC.
Tertinggal satu gol, membuat Persidafon semakin meningkatkan serangan. Sementara Metro FC, yang sudah unggul, justru mulai mengendurkan serangan.
Hanya saja, Dewi Fortuna belum berpihak kepada Persidafon. Diantaranya tendangan Ernest Jeremiah yangmemanfaatkan umpan lambung, melebar di sisi kiri gawang Rohanda. Padahal saat itu Ernest sudah berdiri bebas tanpa kawalan.
Metro FC yang terus menerus mendapat gempuran, hanya mampu sesekali melakukan counter attack. Meski demikian, dari serangan balik itu sempat membahayakan gawang Persidafon. Diantaranya serangan cepat Feri dan Abdul ‘Gurem’ Rokhim.
Namun buruknya finishing touch, membuat tak satu pun gol tambahan tercipta. Padahal saat itu, Yosep sudah berhadapan satu lawan satu dengan Selsius. Begitu juga dengan Ainul Muzaki yang mendapat umpan di depan gawang lawan oleh Yosep, pun tendangannya melambung.
Bahkan di menit-menit akhir pertandingan, Gurem juga sudah tinggal head to head dengan kiper, tapi tendangannya berhasil diblok Selsius.
‘’Karena kekurang-tenangan pemain, finishing touch masih jauh di bawah harapan. Makanya saya akan terus melakukan pembenahan,’’ terang Jonathan seusai pertandingan.