Bola panas yang dilempar Manajer Persebaya Surabaya Saleh Ismail Mukadar terus menggelinding. Dia menduga, ada konspirasi untuk melengserkan dirinya dan mendegradasi Persebaya. Skenario itu adalah instruksi Ketua Umum PSSI Nurdin Halid kepada Ketua Pengprov PSSI Jatim Haruna Sumitro.
Tak pelak, tudingan Saleh itu membuat Haruna meradang. Jalur hukum pun ditempuh. ''Saya tidak tahu gugatan dimasukkan kapan. Tapi, yang pasti malam ini (tadi malam, Red) saya akan menandatangani surat kepada kuasa hukum Saleh Bachmid SH,'' ungkap Haruna kemarin (4/6).
Menurut dia, ungkapan Saleh tersebut mencemarkan nama baiknya. Dia bahkan menyebut Saleh sebagai orang yang picik dan kurang profesional. Haruna menilai, Saleh lari dari tanggung jawab atas prestasi Persebaya yang terpuruk.
''Kalau orang yang profesional, seharusnya bisa menjelaskan faktor kegagalan timnya dengan detail. Tidak lantas mengalihkan kesalahan kepada pihak lain,'' katanya.
Karena itu, Haruna menutup pintu kompromi untuk Saleh. Sebelumnya memang ada upaya kompromi agar dua tokoh itu menempuh jalur damai. Haruna menceritakan, pertemuannya dengan Saleh di rumah Wali Kota Batu Eddy Rumpoko pada Rabu malam (2/6) berawal dari inisiatif Wagub Jatim Syaifullah Yusuf.
Selain Eddy sebagai tuan rumah, beberapa tokoh nimbrung dalam pertemuan itu. Di antaranya, Ketua PJSI Jatim Ali Badri, Ketua Pengprov POSSI Erlangga Satriagung, dan Ketua Pengprov PBI Jatim La Nyalla Matalitti.
Awalnya, lanjut Haruna, Saleh belum hadir. Dia baru hadir ketika pembicaraan berjalan. ''Ketika ada gejala bahwa Saleh akan datang, sebenarnya saya sudah ingin pergi. Rokok dan handphone saya di meja juga sudah saya ambil,'' katanya.
Namun, niat pergi Haruna itu diredam Gus Ipul, sapaan akrab Syaifullah Yusuf. Menurut Haruna, Gus Ipul telah bertemu dengan Saleh sehari sebelumnya. ''Saleh meminta tolong kepada Gus Ipul untuk memfasilitasi pertemuan dengan saya. Harapannya, ada win-win solution atas kasus Pengcab PSSI Surabaya,'' ungkap Haruna.
Saleh dan Haruna akhirnya bertemu. ''Saya ceritakan kepada dia bahwa saya atau Nurdin ada dendam pribadi, Saleh sudah bisa dieksekusi tak lama setelah KSN (Kongres Sepak Bola Nasional) di Malang. Sebab, saat itu dia jelas mencederai organisasi PSSI,'' kata Haruna.
Nyatanya, tidak ada tindakan apa pun untuk Saleh. Bahkan, lanjut Haruna, Pengprov PSSI Jatim masih menoleransi Pengcab PSSI Surabaya yang molor melakukan muscab. ''Tapi, setelah molor dan akhirnya muscab bermasalah, aturan organisasi lah yang berjalan,'' tegasnya.
Menanggapi rencana gugatan dari Haruna itu, Saleh tak gentar. Dia siap bertarung di ranah hukum. Saleh pun bersikeras bahwa Haruna telah mengaku diperintah Nurdin untuk menyingkirkannya. ''Akan lebih baik kalau seperti itu. Toh, saat pertemuan itu juga banyak saksinya,'' tegasnya.
Sementara itu, Gus Ipul berharap agar Saleh dan Haruna bisa bertemu kembali dan duduk bersama untuk membahas sengketa serta perbedaan pendapat di antara keduanya. ''Saya percaya bahwa dua orang itu bisa bertemu dan mempertemukan kepentingannya,'' katanya.
Dia berjanji memfasilitasi pertemuan dua tokoh sepak bola Jatim tersebut. Menurut Gus Ipul, Haruna maupun Saleh adalah sosok yang berkomitmen terhadap perkembangan sepak bola Jatim. Dia juga berencana menyelesaikan persoalan itu sampai ke pusat. ''Saya tidak tahu kapan. Yang jelas, secepatnya. Nanti yang ruwet-ruwet dan bundel-bundel ini akan kami selesaikan,'' tegasnya.