Effendi Anas akhirnya resmi menggantikan posisi Harianto Badjoeri sebagai Kepala Dinas Trantib DKI Jakarta. Pergantian ini juga kemungkinan akan berdampak kepada kursi manajer Persija Jakarta.
Telah dua musim Badjoeri menjadi manajer Persija. Selama ini, Badjoeri menjadi tulang punggung dalam pembiayaan operasional Macan Kemayoran selama tampil di kompetisi nasional.
Serah terima jabatan digelar di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Jumat, 4 Juni 2010. Badjoeri sendiri dimutasi menjadi Direktur Pembangunan Jaya Ancol.
Kepada wartawan usai pelantikan, Badjoeri mengaku belum bisa memastikan kelangsungan masa kerjanya sebagai manajer Persija. Pasalnya, keputusan tersebut menurunya berada di tangan Gubernur DKI, Fauzi Bowo.
"Saya menunggu perintah Foke (sebutan akrab Fauzi Bowo). Apapun bisa terjadi. Semua tergantung Foke,"Kata Badjoeri menanggapi pertanyaan seputar statusnya sebagai manajer Persija.
Setali tiga uang. Effendi juga menolak berspekulasi mengenai peluangnya menggantikan Badjoeri di Persija. Mantan walikota Jakarta Utara itu juga memilih untuk menyerahkan keputusan tersebut ke tangan Foke.
"Saya belum melakukan pembicaraan dengan Gubernur (Foke). Namun menjadi manajer Persija itu bukan tugas mudah, karena banyak aspek yang harus bisa mendukung kinerja saya didalam tim," katanya.
"Persija butuh finansial yang sangat kuat, dan saya rasa, Harianto Badjoeri masih merupakan sosok yang benar-benar sudah bisa menjalankan itu dengan baik,"tambahnya.
Mengenai kesediaannya bila ditunjuk Foke, Effan-panggilan akrab Effendi Anas- juga belum bisa tegas. Sebaliknya, pria yang saat ini masih menjabat sebagai ketua umum Persitara itu justru membandingkan Persija dengan Arema.
"Persija itu tim potensial bahkan bisa mengalahkan Arema dalam segi profesionalitas jika mau. Asalkan semua pemangku jabatan dari berbagai pihak di internal Persija bisa bersatu padu," ujar Effan. • VIVAnews