Pola timnas Indonesia mulai bergeser dari gaya permainan Eropa ke Amerika Latin. Sinyal itu muncul dari pemilihan pelatih ataupun calon yang bakal dibidik dalam strategi pengelolaan timnas ke depan.
Bahkan, PSSI memunculkan wacana bakal membidik pelatih tenar asal Brasil,Carlos Alberto Parreira, untuk melatih timnas.Pelatih berusia 66 tahun tersebut sempat membawa Selecaomenjadi kampiun di Piala Dunia (PD) 1994 dan kini melatih timnas Afrika Selatan untuk PD 2010.
Sebelumnya, sempat muncul wacana Guus Hiddink,pelatih asal Belanda, bakal didatangkan ke Tanah Air. Reputasinya sebagai pelatih bertangan midas dianggap sangat mumpuni untuk mempersiapkan timnas, dan sebagai salah satu faktor pendukung Indonesia yang mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Selama ini skuad Merah Putih memang cenderung mengadopsi gaya Eropa melalui pelatih-pelatih asing yang dikontraknya. Dari 13 arsitek impor, 12 berasal dari Eropa.
Hanya, timnas sekarang tampaknya mulai mengubahkebiasaan tersebut. Sekjen PSSI Nugraha Besoes menyatakan, timnas cocok dengan gaya Latin. ”Indonesia ke depan bagusnya condong Amerika Latin, bukan lagi Eropa. Hal tersebut disesuaikan stok dan tipe pemain. Gaya combat dengan banyak variasi. Tidak terlalu membutuhkan teknik,tapi harus cepat.Keputusan penunjukan pelatih baru sementara diserahkan ke BTN, tapi nanti diputuskan bersama Exco PSSI,” ungkapnya kemarin.
PSSI tampaknya menggunakan timnas U-19 yang masih memiliki wild card dua tahun lagi berguru di Uruguay sebagai prototipe. Tapi, Merah Putih muda memang gagal lolos ke final round Piala Asia U-19 2010. Nugraha pun menambahkan, timnas membutuhkan pelatih yang lebih matang. ”Status kelanjutan pelatih timnas memang belum diputuskan. Tapi kalau mencari mau pelatih baru dari luar, sebaiknya jangan tanggung-tanggung. Langsung ambil dari sumbernya.
Timnas perlu pelatih Latin,tapi orang di sini suka Eropa.Timnas butuh pelatih seperti Carlos Alberto Parreira,” tutur Nugraha.”Agenda tahun depan padat. Timnas harus bersaing di Piala AFF, Pra-Olimpiade, dan SEA Games. Tapi, kami harus hitung kembali anggarannya,”tambahnya. Bukan hanya timnas U-19, sepak bola gaya Amerika Latin juga mulai diadopsikan ke timnas U-23. PSSI menyerahkan tanggung jawab timnas U-23 di SEA Games kepada tim pelatih asal Uruguay.
Namun, Merah Putih senior memang masih menjadi tanggung jawab Pelatih Benny Dollo sampai akhir Pra-Piala Asia 2011. Hanya, belakangan muncul wacana timnas mendekati Pelatih Arema Malang Robert Rene Albert sebagai direktur teknik. Nugraha menegaskan, pelatih timnas U-19 tidak akan menangani timnas senior. ”Kolev (Ivan Kolev, Bulgaria) juga bagus, tapi belum tahu apakah masuk rekomendasi BTN atau tidak. Masalah Robert Rene belum diketahui track recordnya.
Tapi, kalau Cesar (Cesar Payovich, pelatih timnas U-19) tetap di arahkan ke timnas U-19. Kan di sana ada transfer pengetahuan dan dia cocok dengan itu,”katanya. Sementara itu,Ketua BTN Rahim Soekasah menyatakan, pengaruh pelatih asing atau lokal bagi timnas relatif kecil. ”Pelatih asing atau lokal sebenarnya sama. Sekarang tergantung materi yang ada. Kami saat ini sedang fokus mengumpulkan pemain.BTN tidak ingin sedikit-sedikit mengganti pelatih karena dinilai gagal,”pungkasnya. (wahyu argia)