Ambisi Sriwijaya FC (SFC) untuk meraup tiga poin atas Persiwa Wamena pada laga ke-5 Djarum Indonesia Super League (DISL) II di Stadion Pendidikan, Wamena (29/11), diprediksi sulit terwujud. Namun, bukan berarti pasti kalah.
Alasannya klise. Laskar Wong Kito (julukan Sriwijaya FC), tidak full power. Coach Rahmad Darmawan dipastikan tidak menurunkan Zah Rahan, Rahmat “Poci” Rivai, dan Isnan Ali. “Mereka langsung ke Makassar. Biar lebih fresh saat menghadapi Persipura (2/12) nanti,” jelas Rahmad Darmawan, kemarin (27/11).
Fakta lain menunjukkan, Badai Pegunungan Tengah (julukan Persiwa) memang tidak terkalahkan di partai home-nya dua musim terakhir. Musim 2008/2009, mereka 100 persen menang di kandangnya. Musim 2009/2010 ini, mereka hanya kecolongan imbang 1-1 dengan Persipura pada derby Papua, Rabu (14/10) lalu.
“Tapi, bukan berarti kami ingin bermain kalah. Justru itu bagian siasat kami agar bisa meraih poin dengan dukungan pemain lain yang lebih bugar,” sambung pelatih kelahiran Metro (Lampung), 28 November 1966.
Statistika home Persiwa memang mengagumkan. Tapi, soal rataan gol, mereka masih kalah dari Sriwijaya FC. Musim 2007 lalu, Sriwijaya FC lebih unggul. Persiwa mencatat 1,65 gol per caps. Sementara Sriwijaya 1,73.
Di edisi 2008/2009 lalu, Persiwa mencatat 1,68 gol per caps. Sementara Sriwijaya FC 1,76. Artinya, tim double winner masih punya kans untuk dapat poin. Meski Rahmad selalu berkata bahwa statistika hanyalah sebuah catatan matematis.
Kalau berkaca dari musim 2008/2009 dan 2009/2010, memang kecil kans untuk menang. Imbang pun sudah hasil luar biasa. Namun, jika M Nasuha dkk “menganggap” Persiwa masih ada di edisi 2007, 2006, dan 2005, runner up DISL I ini sesungguhnya tidak menakutkan.
Tetap ada poin yang bisa dicuri dari Wamena. Tercatat, ada enam tim yang bisa imbang di kandang Persiwa. Yaitu 1-1 dengan Persidafon Dafonsoro (22/5/05), 0-0 dengan Persiter Ternate (23/6/05), 1-1 dengan Persik Kediri (14/1/06), 0-0 dengan Persiba Balikpapan (12/3/06), 1-1 dengan Persijap Jepara (21/2/07), dan 2-2 dengan Arema Malang (21/1/08).
Kalau Sriwijaya FC mau lebih “gila-gilaan” lagi, tirulah Persipura. Pada Selasa, 7 Juni 2006 lalu, Mutiara Hitam (julukan Persipura), bisa menang 2-1 di Stadion Pendidikan.
“Imbang adalah target realistis. Namun, kalau kami punya peluang untuk dapat tiga poin, maka akan kami ambil dengan kondisi sesulit apapun,” timpal defender Sriwijaya FC, Charis Yulianto.
Terpisah, Coach Persiwa Joko Susilo terus membenahi mental anak-anak asuhnya pascakalah di 2 awat berturut. Yaitu 4-5 dari Persebaya Surabaya (15/11) dan 0-3 dari Persik Kediri (22/11). Mereka punya jeda recovery efektif selama 4 hari. Lebih dari cukup untuk me-refresh kondisi Pieter Rumaropen dkk.
“Kami ingin menebus kekalahan itu dengan dua kemenangan home. Yaitu lawan Sriwijaya (29/11) dan Persib Bandung (2/12),” tegas Joko seperti dilansir Cenderawasih Pos (grup koran ini). (mg43/mg2)