
Sejak awal, pertandingan bertempo cepat itu memperagakan permainan yang
menarik, keras, dan cenderung kasar. Tekanan ketat yang dilancarkan
skuad besutan pelatih Abdul Rahman Gurning dibalas serangan balik.
Tensi laga meninggi menjelang akhir babak pertama. Gelandang Pro Duta,
Faisal Azmi dan Gelandang PSMS, Zulkarnaen terlibat pertengkaran di
lapangan usai berjibaku di udara dalam perebutan bola.
Wasit bertindak tegas dengan mengusir keduanya. Sebelumnya wing bek
PSMS, Ari Yuganda lebih dulu diusir wasit karena menerima dua kali
kartu kuning sebagai ganjaran atas pelanggaran keras yang dilakukannya.
Wasit yang memimpin laga, Yu Abdillah mengatakan, keputusannya menjadi
langkah terbaik karena laga tidak mungkin lagi dilanjutkan dalam suasana
penuh emosi. Apalagi tidak ada pengamanan yang bisa menjamin laga
berlangsung aman hingga akhir.
''Ini permintaan kedua pelatih dan manajer tim. Karena pertandingan
tidak mungkin lagi dilanjutkan. Apalagi tidak ada pihak keamanan dan
penonton banyak,” katanya.
Sementara, Presiden Pro Dua FC, Wahyu Wahab mengatakan, laga sudah
berlangsung terlampau keras dan menjurus kasar sehingga membuatnya
terlampau emosional. “Kiper kami Yuda Hananta disungkit begitu . Dua
gigi depannya patah. Bolanya sudah dapat kiper tapi Sakti seperti
menghajarnya dengan sengaja,” katanya.
Roberto Bianchi
menyesalkan laga yang menurutnya sudah menjurus kasar dan tak lagi dalam
koridor sepakbola. ''Kalau untuk uji coba kami tidak lihat hasil. Tapi
di uji coba tadi kami tidak bisa lihat apa-apa. Kita bisa main keras.
Itu masuk dalam sepak bola. Tapi lebih menjurus kekerasan itu bukan
sepak bola. Tino pemain kita sangat muda. Pertandingan ini tidak ada
berguna,” katanya.
Menurut Beto, sapaan Bianchi, dirinya tidak
menganjurkan skuadnya untuk bermain bola dengan kasar. “Saya tidak mau
mengkritik pemain PSMS. Ada pemain yang mungkin datang dengan mental
berbeda untuk friendly match. Ada yg bermain di luar batasan. Positifnya
mungkin kami akan main dengan lawan seperti ini dalam kompetisi. Tapi
itu resmi,” bebernya.
Abdul Rahman Gurning menyesalkan
keterlibatan ofisial tim yang ikut masuk ke lapangan sehingga
memperkeruh suasana. ''Dalam permainan cekcok itu biasa. Dan ada wasit
yang mengawasi. Tapi tidak perlu pengurus Pro Duta ikut masuk ke
lapangan. Itu kan sudah menyalahi aturan. Itu yang sangat saya
sesalkan,” katanya.
Diakui Gurning pertandingan yang berlangsung
dalam tempo panas. Namun suasana menjadi tidak terkendali karena
keterlibatan pengurus dan official di lapangan. ''Awalnya emosi
anak-anak sudah mulai turun saat menyamakan kedudukan 1-1. Tapi saya
lihat justru Pro Duta yang balik emosi. Terus terang tidak ada pelajaran
yang bisa kami ambil dari pertandingan ini,” pungkasnya.
Setelah beberapa kali insiden, striker Pro Duta, Ghozali Muharram dan
gelandang PSMS, Juanda Mahyadi, kembali bersitegang juga dalam perebutan
bola. Puncaknya, Presiden klub Pro Duta, Wahyu Wahab masuk ke lapangan
bersama ofisial Pro Duta lainnya dan menuding striker PSMS, Saktiawan
Sinaga bermain kasar.
Keduanya terlibat cekcok dan saling menantang berkelahi. Pelatih Pro
Duta, Roberto Bianchi juga ikut masuk ke lapangan. Namun, akhirnya,
kerusuhan berhenti setelah skuad PSMS memutuskan meninggalkan stadion.
Pada pertandingan itu, Pro Duta lebih dulu memimpin lewat Rahmat
Hidayat. Tertinggal satu gol PSMS coba membalas ketertinggalan. Sebuah
serangan mampu diamankan kiper Pro Duta, Yuda Hananta. Namun sepatu
Sakti menghantam wajah Yuda sehingga membuatnya harus ditandu keluar
lapangan dan digantikan Iswahyudi.
PSMS akhirnya mampu
menyamakan kedudukan lewat Zulkarnaen. Bola sepakan tumit Sakti yang
tidak dapat diamankan sempurna oleh Iswahyudi disambar Zulkarnaen.
Pelatih kedua tim yang bermaksud menjadikan laga ini sebagai ajang
evaluasi hasil latihan juga menelan kecewa. (gn)