
Hal ini disampaikan pengamat sepak bola nasional, Tubagus Adhi Rabu malam. Menurut Tubagus Adhi, saat ini, sebenarnya
sudah tidak ada masalah lagi, karena mayoritas anggota PSSI sudah
mengamputasi kepengurusan PSSI periode 2011-2015 pimpinan Djohar Arifin
Husin.
“Djohar dan kawan-kawan sekarang ini masih bertahan karena dia merasa
mendapat perlindungan dari AFC, bahkan dari FIFA. Disamping itu, Djohar
sudah kehilangan rasa malunya, urat malunya rasanya sudah putus” jelas Adhi.
Meski demikian, menurut wartawan senior Go Sport ini, FIFA saat ini
sudah tidak bisa lagi memberikan toleransi kepada PSSI Djohar hasil
Kongres Luar Biasa, 9 Juli 2011 di Solo itu.
“Pandangan FIFA semakin terbuka, terhadap keberadaan PSSI hasil KLB
18 Maret 2012 di Ancol, yang diketuai La Nyalla Mattalitti. Surat FIFA
terakhir, 18 Desember 2012, dengan jelas mengindikasikan tidak ada lagi
kelongggaran yang akan diberikan kepada Indonesia,” papar mantan anggota
Komite Media PSSI periode 2007-2011 ini.
Adhi menambahkan, sejalan dengan itu, FIFA sudah memberikan keweangan
kepada AFC untuk menyelesaikan konflik PSSI hingga Maret 2013, jika
tidak ada penyelesaian, sudah tidak ada ampun lagi bagi Indonesia.
“Yang membuat FIFA tak bisa memberi toleransi lagi adalah karena
kepengurusan PSSI KLB Ancol itu benar-benar sudah berjalan,” kata Adhi,
seraya menambahkan bahwa hal itu tentu terjadi karena kepengurusan
pimpinan La Nyalla Mattalitti itu benar2 didukung oleh mayoritas anggota
PSSI, khususnya voters Solo.
“Di sepak bola, kedaulatan organisasi itu berada ditangan anggota, bukan mereka2 yg jadi pengurus,” imbuhnya.
Disinggung tentang langkah anggota pemilik suara (voters) PSSI yang
memberikan dukungannya kepada KOI dlm upaya penyelesaian konflik, Adhi
menyatakan bahwa hal itu sangat logis.
“Voters Solo komitmen untuk mengapreasi keputusan AFC sebelumnya, sebab itu memang yang terbaik,” jelas Adhi.
Apa yang dilakukan voters Solo, menurut Adhi, merupakan bagian dari
proses untuk dukungan penyelesaian konflik. Sebagai pemegang mandat
organisasi, pemilik suara organisasi tentunya memiliki hak untuk
bersuara dan berpendapat.
Oleh karena itu, apa pun langkah yang coba dilakukan oleh Djohar dkk
sekarang ini, tidak akan terealisasi jika tidak mendapat dukungan dari
anggota, termasuk terkait rencana kerjasama dengan Newscorp.
“Rencana kerjasama dengan Newscorp itu tak akan berhasil jika tidak
memperoleh persetujuan dari anggota PSSI melalui Kongres,” jelas
Tubagus Adhi mengakhiri.[ad]