
Dalam
pertemuand di kator AFC, pihak PSSI Djohar Arifin dan La Nyalla
Matalitti sama-sama menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk
menyelesaikan konflik di ranah sepak bola Indonesia. Empat poin yang
disepakati dalam MoU tersebut adalahrevisi statuta PSSI, unifikasi liga,
pengembalian empat komite eksekutif (exco) yang dipecat sebelumnya, dan menyelenggarakan kongres bersama.
"Empat item yang di MoU itu harus dilaksanakan, pengembalian empat exco harus
tanpa syarat dan segera. Sementara Liga hingga tahun 2014 sudah
diberikan jalannya. Kemudian statuta harus direvisi, karena statuta ini
yang akan dipakai untuk kongres-kongres selanjutnya," ujar Rita usai
menemui empat orang wakil pemilik suara (voters) Kongres Luar Biasa PSSI di Solo, 2011 lalu, di kantornya, Rabu (23/1/2013).
Voters Solo
yang diwakili oleh empat orang, yakni Ketua Harian Persipra Jayapura La
Siya, Presiden Persisam Samarinda Harbiansyah Hanafiah, Direktur Teknis
Persisam Yunus Nusi, dan Ketua Pengprov PSSI DI Yogyakarta Dwi Irianto.
Selain
empat hal itu, Rita juga meminta dua belah pihak yang berkonflik
tersebut mematuhi arahan FIFA yang tertuang dalam MoU agar menggelar
kongres dengan merujuk pada pemilik suara Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI
di Solo.
"Terakhir soal vooters, verikasi ini yg harus dipatuhi
oleh kedua belah pihak. Kita mengikuti apa yang mereka tandatangani
mereak berdua. Mereka harus patuh," tegas perempuan yang pernah menjabat
Ketua Umum KONI itu.(hg)