Share |

PERSELISIHAN PSPS KARENA LPI MEMAKAN KORBAN


Perpecahan di tubuh manajemen PSPS Pekanbaru akhirnya memakan korban, menyusul perbedaan keinginan di klub itu untuk hadir di Liga Primer Indonesia (LPI) yang bakal bergulir Januari 2011.

Sumber yang dihimpun dari markas PSPS di Pekanbaru, Kamis, menyebutkan, Dityo Pramono yang menjabat Direktur Utama dan Asisten Manajer PSPS menjadi korban pertama.

Pria asal Magelang, Jawa Tengah yang mengantarkan PSPS berlaga di kompetisi Liga Super Indonesia dari Divisi Utama dua musim lalu itu telah resmi keluar dari PSPS sejak Senin, 15 November 2010. CEO PSPS itu diduga sudah tidak lagi tahan karena dikucilkan di lingkungan manajemen dalam beberapa bulan terakhir, karena dia bersikeras agar klub sepak bola itu juga tampil di LPI.

Dalam beberapa laga terakhir dari tujuh pertandingan yang dilakoni Asykar Bertuah di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI), batang hidung dirut PSPS itu tak pernah lagi tampak duduk di kursi cadangan pemain bersama ofisial tim.

Pada kesempatan terpisah, Dityo mengaku telah keluar dari PSPS dan bergabung dengan manajemen LPI seiring dengan rencana bergulirnya liga yang disebut-sebut menjadi tandingan LSI itu.

Namun dia menampik jika kepindahan itu dikaitkan dengan konflik dan sebagai orang yang terzalimi menyusul keinginan PSPS bergabung di LPI.

"Tidak, tidak ada konflik di tubuh manajemen PSPS. Saya keluar karena lebih pada masalah pilihan, dan telah mendapatkan izin dari ketua umum," ungkapya.

Sebelumnya Dityo menyatakan, LPI merupakan solusi bagi PSPS segera keluar dari krisis keuangan yang membelit hingga kini, karena liga yang digagas Arifin Panigoro itu menjanjikan bantuan hingga Rp30 miliar.
Share on Google Plus

About 12paz