Kapolda Jawa Tengah, Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmodjo mengklarifikasi insiden 'intervensi' yang dilakukannya di final pertandingan Piala Indonesia 2010, Minggu malam.
Laga antara Sriwijaya FC melawan Arema Indonesia di Stadion Manahan Solo, Minggu malam, 1 Agustus 2010, molor lebih dari sejam. Itu akibat Kapolda turun tangan.
"Saat itu, pertandingan rawan rusuh. Pintu stadion sudah dijebol penonton," kata Alex Bambang dalam telewicara di tvOne.
Menurut Kapolda, kapasitas Manahan hanya 50 ribu tempat duduk. Tapi, penonton meluber hingga 70 ribu sehingga pihak keamanan kesulitan mengendalikan situasi.
"Di luar stadion juga ada 20 ribu penonton. Mereka sebagian besar tak mendapatkan tiket dan menonton lewat layar lebar," lanjutnya.
Alex Bambang juga menolak disebut mengintervensi laga itu. Ia hanya sekadar mengusulkan pergantian wasit, bukan memaksakannya.
"Saya hanya bilang ke pengurus PSSI agar wasit lebih baik memimpin pertandingan. Itu agar tidak terjadi kerusuhan. Jika tidak diganti saja," kata Alex Bambang yang memuji penampilan wasit Jimmy Napitupulu di babak II. "Saya tidak masalah tak disukai banyak orang karena dianggap mengintervensi daripada terjadi kerusuhan."
Tolak Juara Bersama
Alex Bambang juga menolak telah mengusulkan pertandingan dihentikan saja dan kedua tim menjadi juara bersama. Wacana itu sempat terlontar dalam pertemuannya dengan Presiden Direktur PT Liga Indonesia, Andi Darussalam dan Komite Wasit PSSI, Togar Manahan Nero.
"Saya bilang tidak setuju kalau pertandingan dihentikan dan juara bersama. Karena penonton sangat banyak dan mereka telah memberi tiket," tutup Alex Bambang. "Ini akan menimbulkan masalah baru."
Meski sempat tertunda lama dan berada dalam ketidakpastian, laga final itu akhirnya dilanjutkan. Sriwijaya FC mencetak hattrick juara setelah menaklukkan Arema Indonesia 2-1.
• VIVAnews