
Momok mengerikan berupa tim asal Papua, ternyata belum juga berakhir. Dan barusaja Persiram Raja Ampat membuktikan mitos tersebut. Laskar Sultan Agung harus melupakan mimpinya bertarung di level tertinggi sepakbola Indonesia, setelah menyerah 1-2 di tangan klub asuhan Raja Isa, Persiram. Seakan mengulang sejarah kegagalan prajurit Mataram Islam kala menundukan Batavia hingga kali kedua, 381 tahun silam. Tersingkirnya Persiba Bantul, juga tak lepas dari kemenangan Semen Padang 2-1 atas PSMP Mojokerto Putra, pada jam sama, di Stadion Andi Mattalatta Makassar. Alhasil, Persiram bersama Semen Padang, sukses menembus babak semifinal Divisi Utama 2009-2010 mewakili Grup A. Di Solo, 27 Mei nanti, mereka akan bertarung melawan Persibo Bojonegoro serta Deltras Sidoarjo. Tertundanya tim kebanggaan masyarakat Bantul ini, setidaknya menunjukan masih banyak kekurangan yang harus dibenahi, sebelum benar-benar full Profesional.
Turun dengan formasi lini tengah Slamet Nurcahyo, Moukwelle, Johan Manaji dan Rulli Handoyo, Persiba mampu mengimbangi kinerja gelandang Persiram. Aksi individual Slamet Nurcahyo dan Ezze, kerap terhenti dengan pelanggaran. Namun begitu, Wasit Anselmus dari Surabaya tidak memberikan Kartu Kuning. Satu peluang lewat Johan Manaji di menit 35, hanya tipis disisi kiri gawang Joice Sorongan. Hingga turun minum, kedudukan nir gol masih bertahan.
Malapetaka bagi Persiba datang di awal babak ke ll. Titus Bonay mampu memanfaatkan rapuhnya barisan belakang Luchiano cs yang terkesan kurang siap. Tendangan mendatar di dalam area penalti pada menit 47, gagal diantisipasi Wahyu Tri Nugroho. Ketinggalan satu gol membuat Edu merubah formasi makin menyerang. Sigit SP masuk menggantikan Ruli Handoyo. Sayang, keasyikan menyerang malah menjadi bumerang. Dan kembali, Bomber andalan Persiram, John Titus Bonay, menghukum tim pujaan Paserbumi dengan Gol keduanya di menit 68. Meski tidak patah semangat, satu gol balasan, tercipta juga dari kaki Ugiek. Namun gol tersebut lahir di menit 94. Skor 1-2 mengakhiri pertandingan di stadion La Patau, minggu malam (23/5).
Permintaan maaf yang sebesar-besarnya, langsung terucap dari Gaffer Eduard Tjong. ” Tolong sampaikan maaf buat masyarakat Bantul dan Paserbumi, karena kami gagal ke Liga Super. Ini sudah maksimal dari perjuangan anak-anak,” tuturnya terbata-bata. Dan kini Persiba pantas menyandang predikat klub spesialis 8 besar.