Setelah sempat dibuat tegang sepanjang 2x45 menit, pelatih Arema Robert Alberts akhirnya bisa bernafas lega usai timnya menyudahi perlawanan Persela Lamongan dengan skor akhir 2-1 dalam pertandingan lanjutan Indonesia Super League 2009/2010 di stadion Kanjuruhan, kemarin sore.
Dalam posisi tertinggal 0-1 saat mengawali babak kedua, Arema mampu membalikkan skor menjadi 2-1. Robert mengakui, Persela yang tampil dengan menerapkan pertahanan grendel dan mengandalkan serangan balik, sulit untuk ditembus pada babak pertama.
“Pada babak pertama, kita sudah perkirakan Persela akan tampil dengan super defensive, mereka menurunkan pemain dengan formasi 5-3-2. Kita sudah melakukan antisipasi dengan sistem pertahanan grendel itu. Yaitu pada proses transisi harus seepatnya melakukan penetrasi, tapi itu kurang dilakukan pemain,” ungkap Robert.
“Taktik dan strategi yang kita harapkan tidak berjalan dengan baik. Tapi pada babak kedua, pemain mulai bangkit, kita banyak memiliki peluang, tapi hanya bisa cetak dua gol. Pemain sudah bisa tampil sesuai tak dan strategi yang kita inginkan,” sambung pelatih asal Belanda ini.
Secara keseluruhan, Robert menyadari kondisi pemain mudanya belum memiliki mental yang kuat. Khususnya saat menghadapi tekanan, seperti yang terjadi pada babak pertama kemarin.
“Namun Meiga tadi tampil bagus, dia berhasil mematahkan beberapa peluang milik Persela,’ katanya.
Sementara itu, perihal diusirnya striker Arema, Noh Alam Shah oleh wasit Oki Dwi Putra setelah bersitegang dengan stopper Persela, FX Yanuar sangat disayangkan Robert. Pelatih berkacamata ini menyesalkan kartu merah yang tak seharusnya diterima striker Arema asal Singapura itu.
“Situasi di lapangan pada pertandingan putaran pertama di Lamongan, kita akui Noh memang layak dapat kartu merah, tapi untuk pertandingan tadi, Noh tidak pantas untuk mendaptkan kartu merah. Kita kecewa dengan keputusan wasit. Saya menilai, wasit tidak cukup kuat untuk memimpin pertandingan sore ini, dan wasit harus belajar,” terang Robert.
Sedangkan untuk apa yang telah dilakukan FX Yanuar, pelatih yang baru saja diserang demam berdarah ini menilai sikap stopper Persela asal Malang itu sengaja untuk memancing emosi pemain Arema. Khususnya memancing emosi Noh yang untuk kedua kalinya diganjar kartu merah lawan tim yang sama.
“Kita mempertanyakan sikap profesional FX Yanuar, yang ada niatan untuk memprovokasi pemain lawan. Dia sengaja memprovokasi agar Noh bisa keluar, ini tentunya tidak bagus untuk pemain profesional,” yakin Robert.
Terlepas insiden yang terbawa ke luar lapangan itu, pelatih yang pernah melatih di Malaysia dan Singapura ini memastikan kemenangan Arema kemarin sore tidak lepas dari dukungan Aremania. Khususnya saat Arema tertinggal satu gol, Aremania tak henti mengangkat mental tanding Roman dkk.
“Ya, kemenangan Arema sore ini sangat terbantu dengan dukungan Aremania yang tanpa henti mendukung Arema. Aremania adalah suporter terbaik, dan suporter yang paling sportif,” sebut Robert membandingkan dengan suporter Persipura yang oleh pengawas pertandingan dicatat sebagai suporter sportif meski kenyataannya melakukan aksi pelemparan dan pengeroyokan. (bua/jon)