
DI Indonesia Super League (ISL) musim ini, Persebaya Surabaya menjadikan penonton sebagai salah satu sumber penghasilan. Panpel tim berjuluk Green Force itu menargetkan bisa menangguk Rp 6 miliar musim ini dari penjualan tiket di Gelora 10 Nopember, Surabaya. Sedangkan kebutuhan total Persebaya untuk mengarungi kasta kompetisi paling bergengsi di Indonesia tersebut menembus sekitar Rp 26 miliar.
Karena itu, demi memenuhi target penjualan tiket, panitia melakukan sejumlah cara. Di antaranya, menjual kursi VIP dengan sistem tiket berlangganan selama semusim. Besarnya Rp 5 juta per kursi di antara 500 tempat duduk yang tersedia. Saat ini, sekitar 30 persen kursi telah terjual.
Mereka juga terpaksa menempuh kebijakan tak populer dengan menaikkan harga tiket. Pada laga home perdana kontra Bontang FC (14/10), Persebaya menjual tiket kelas ekonomi Rp 25 ribu, utama Rp 50 ribu, dan VIP Rp 100 ribu. Padahal, sebelumnya, mereka hanya menjual tiket ekonomi Rp 15 ribu, utama Rp 30 ribu, dan VIP Rp 50 ribu.
Namun, Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar mengatakan bahwa kebijakan itu membuat jumlah penonton pada laga melawan Bontang FC merosot tajam. Di Stadion Gelora 10 Nopember yang berkapasitas sekitar 25 ribu penonton itu, penontonnya hanya sekitar empat ribu.
Setelah melakukan evaluasi, akhirnya harga tiket kelas ekonomi diturunkan pada home berikutnya (versus Persisam Samarinda, 18/10). "Harga tiket diturunkan karena jumlah penontonnya merosot tajam. Semoga dengan penurunan ini penonton kembali membeludak," papar Samsudin Warnangan, wakil panpel Persebaya.
Tampaknya, cara ini berhasil. Terbukti, di laga kontra Persisam, penonton menembus 17 ribu orang.
Kebijakan lain Persebaya tergolong baru bagi sepak bola Indonesia. Yakni, memberikan voucher potongan harga bagi penonton wanita di pertandingan melawan Persiwa Wamena tadi malam (15/11). Tapi, voucher potongan harga itu baru bisa digunakan saat menonton laga melawan Persipura pada 22 November mendatang.
"Kami ingin pertandingan Persebaya ditonton banyak wanita. Dengan banyaknya wanita yang menonton, itu adalah indikasi bahwa pertandingan aman," jelas Samsudin. (nar/ko)