Tim Nasional Indonesia Takluk 10 – 0 melawan Bahrain. Benarkah keterpurukan Timnas disebabkan kisruh di Induk Organisasi Sepakbola Indonesia? Apa langkah PSSI menyikapi rekor kekalahan terburuk yang dialami timnas? Simak perbincangan bersama Wakil Sekjen PSSI, Tondo Widodo.
Apa yang akan dilakukan PSSI terhadap apa yang terjadi di Bahrain?
Apa yang telah dikerjakan PSSI itu adalah apa yang sedang kita kerjakan sekarang, bahwa muara dari semua kebijakan PSSI itu adalah prestasi. Anda melihat bahwa selama kepemimpinan Pak Djohar ini kan baru beberapa saat saja, kemarin itu adalah bagian daripada yang ada yang harus diselesaikan oleh PSSI. Kita sudah memahami bahwa di depan kita sendiri ketika menjadi tuan rumah kitapun tumbang oleh Bahrain.
Banyak orang menyorot karena memang banyak pemain yang dikirim ke sana bukan pemain terbaik karena pemain terbaik banyak yang tidak bisa masuk karena masih ada kisruh. Apa yang akan segera diambil langkah cepatnya?
Beberapa bulan yang lalu mereka ketemu dengan para pemain terbaik juga kan dan kita kalah di rumah kita sendiri. Sekarang kita berlaga di rumah mereka dengan pemain-pemain yang agak berbeda ditambah lagi dengan kita kehilangan satu pemain inti, ditambah lagi dengan kepemimpinan wasit. Anda jangan melihat hasil akhir, anda melihat sendiri di televisi bagaimana permainan anak-anak, bagaimana perlakuan wasit, mereka tidak lelah selama 2 x 45 menit berjuang semaksimal mungkin. Bahrain lebih baik dari kita, dengan lengkap saja kita kalah apalagi berkurangnya 1 pemain.
Terkait dengan kisruh di PSSI soal kompetisi LSI dan ISL , langkah apa ke depan yang akan diperbaiki? Menpora meminta agar ini diselesaikan dan FIFA juga sudah meminta itu agar kita bisa membentuk timnas yang berkualitas dari hasil kompetisi yang baik.
Tidak hanya FIFA yang minta kita membentuk timnas yang baik, itu memang target daripada PSSI sekarang. Tetapi, apa yang sedang kita lakukan pembinaan usia muda, pelatihan-pelatihan pelatih untuk kelas dunia, program-program seperti yang kita laksanakan ini tidak tersentuh oleh media.
Termasuk rekonsiliasi?
Rekonsiliasi memang harus dilaksanakan,tapi kalau rekonsiliasi itu berarti mengganti Prof. Dr. Ir. Djohar Arifin sudah barang tentu itu tidak fair. Anda tahu apa yang dia minta untuk rekonsiliasi,itu yang dia minta bagaimana mau rekonsiliasi kalau satu pihak meminta pergantian itu.
Terkait dengan pemain-pemain yang tidak bisa masuk ke timnas ini bagaimana supaya yang benar-benar berbakat bisa segera masuk?
Yang tidak boleh memasukkan pemain-pemain terbaik selain ISL itu bukan PSSI, tapi aturan FIFA adalah ketentuan yang ada di statuta, baik PSSI atau statuta FIFA. Bahwa mereka yang bermain yang tidak dikontrol PSSI tidak bisa membela timnas, itu aturan bukan PSSI dan apa yang harus kita kerjakan, sejak bulan Desember kita telah mendatangi mereka untuk menghimbau mereka untuk kembali lagi bergabung dengan PSSI dan ternyata tidak digubris.
FIFA akan menyelidiki kasus skor yang menurut FIFA tidak lazim, bagaimana PSSI menyikapi langkah FIFA ini?
Kita sangat gembira sekali, kita akan mendukung langkah-langkah itu dan kita tidak takut bahwa sebab kekalahan oleh ulah daripada pemain nasional kita. Anda sendiri melihat kemarin bagaimana mereka berjuang mati-matian, jadi yang ditinjau pasti bukan pihak PSSI tapi pihak wasit dan konfederasi Bahrain sendiri.
PSSI akan melayangkan protes ke FIFA terkait wasit yang dinilai fair?
Iya sudah dan saya pikir tidak ada gunanya juga, hanya memberi peringatan supaya wasit yang satu ini memang harus diawasi. Sebab dia bukan hanya ketika Indonesia lawan Bahrain saja yang berbuat tidak sebenarnya, tapi ketika Singapura melawan Cina diapun sangat membantu Cina sehingga Singapura tersingkir dari grup untuk piala dunia ini.