Share |

Persiwa Tetap Menolak IPL


Dikabarkan akan berbalik arah mengikuti kompetisi Indonesian Premier League (IPL), Persiwa Wamena melalui asisten manajer Agus Santoso membantah.

24 klub yang terdaftar sebagai peserta IPL terbelah. Satu kubu, dijuluki Kubu 14 karena terdiri dari sekitar 14 klub, menolak berpartisipasi dalam liga yang digelar PT. Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dan ingin berpartisipasi dalam Indonesian Super League (ISL) yang dikelola PT. Liga Indonesia (LI). Kubu lainnya, dijuluki Kubu 10, tetap berpartisipasi dalam IPL.

"Kami sudah komitmen dengan, sebut saja, K-14 itu karena bergerak dalam jalur yang sesuai aturan. Persiwa juga masih mengakui PT LI sebagai pengelola liga yang bernama Indonesian Super League (ISL)," ujar Agus .

“Karena itu (PTLI dan ISL) adalah keputusan tertinggi dari organisasi (PSSI) yang diambil melalui kongres. Walaupun sekarang kepengurusan baru, bukan berarti segala sesuatu yang berbau pengurus lama harus disingkirkan. Kalau mau perubahan ada tempatnya, yaitu dikongres lewat forum dengan semua klub. Bukan main putusin sendiri," lanjutnya.

Salah satu klub pendukung Kubu 10 mengklaim Persiwa sedang berubah haluan dan akan berpartisipasi di IPL, yang memasuki masa jeda kurang lebih satu bulan setelah hanya melaksanakan satu pertandingan.

"Itu tidak benar. Kami tetap berkomitmen dengan K-14 karena kita ikuti aturan yang ada,” tegasnya.

Agus juga mengatakan, dari sisi legalitas dan pengalaman, PT LI lebih layak mengelola liga dibandingkan PT LPIS karena PT LI telah mendapatkan lisensi dari Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) sementara PT LPIS belum.

“Menurut saya LPIS belum siap jadi operator liga, orang-orang yang ditunjuk juga bukan orang yang berpengalaman mengurusi kompetisi sepakbola,” jelas Agus.

“Jadwal amburadul, kompetisi tidak jelas, dan manual liga seperti asal comot tanpa tahu dari mana sumbernya, tanpa ada penyesuaian dengan bentuk kompetisi tanah air. Itupun dibagikan saat manaeger meeting kemarin (13 Oktober) dalam bentuk bahasa Inggris. Kalau tidak bisa bahasa Inggris, butuh berapa lama pelajari manual saja?” imbuhnya.

Agus menyesalkan keputusan pengurus baru PSSI yang seolah-olah membuang semua hasil kerja pengurus lama, termasuk sistem kompetisi yang dinilainya sudah cukup baik dan mapan. Karena itu pula, Agus menilai pengurus saat ini bahkan jauh lebih buruk daripada pengurus lalu, yang menuai banyak kecaman.

“Tidak semua peninggalan pengurus lama buruk, jangan cuman masalah dendam saja lah. Katanya mau memajukan sepakbola bersama. Bisa dibilang ini lebih parah dari rezim Nurdin Halid,” tandasnya.

Share on Google Plus

About 12paz