KEGAGALAN tidak seharusnya terus-menerus diratapi. Itulah yang kini dilakukan mantan pelatih Perseman Manokwari Djoko Susilo. Pelatih kawakan asal Malang tersebut harus menelan pil pahit ketika dipecat di pertengahan putaran II lalu. Setelah tidak lagi menjadi pelatih, Djoko memutuskan kembali ke kampung halamannya di Malang.
Kesibukan baru kini mulai dirintis olehnya. Namun, jangan buru-buru berpikir bahwa kesibukan itu berkaitan dengan dunia kulit bundar. Pria 51 tahun tersebut sekarang kini mengurusi bisnis transportasi. Jasa persewaaan truk menjadi sarana baginya selagi belum mendapatkan klub. ’’Usaha ini sebenarnya merupakan bisnis keluarga.
Bisnis ini tidak dapat saya urusi dengan baik waktu saya masih melatih di Sorong dulu. Nah, mumpung sekarang sudah kembali di sini (Malang, Red), ya saya coba memulainya lagi,’’ ujar Djoko. Djoko mengungkapkan, usaha yang dijalankannya ini bukan hal baru dalam hidupnya. Usaha itu sudah dirintisnya sejak empat tahun lalu.
Hanya, selama kurun waktu tersebut dia belum banyak berperan aktif dalam mengurusi usaha persewaan yang berada di Dampit, Malang, tersebut. Keluarga yang lebih banyak menjalankan usaha itu. Selain bisa mengurusi bisnisnya, kevakuman sementara dimanfaatkannya untuk lebih mendekatkan diri dengan keluarga. Kondisi tersebut, menurut dia, jarang didapat ketika berkutat di dunia kepelatihan. ’’Selama ini dunia pekerjaan banyak membuat saya stres dengan tekanan-tekanan. Ma kanya, dengan dekat keluarga seperti ini, saya bisa sedikit refresh dulu,’’ tutur ayah dua anak itu. Kendati masih menikmati masa-masa bersama keluarganya di Malang, Djoko menyatakan bisa kembali melatih. Dia mengincar klub-klub yang berlaga di level Indonesia Super League (ISL).
Tetapi, keputusannya nanti tidak diambil dengan gegabah. Berbagai pertimbangan diambilnya sebelum memutuskan karirnya. ’’Tentunya, klub itu harus bisa bersikap lebih profesional, baik kepada pemain maupun pelatih,’’ ujarnya seolah mengingatkan pengalaman pahitnya di Perseman. Djoko memang dipecat karena dianggap gagal mengangkat performa tim pada pertengahan April lalu. Tindakan manajemen tersebut, kata Djoko, diambil secara sepihak tanpa berbicara terlebih dulu dengan dirinya.
Kini posisi Djoko dipegang asistennya yang juga mantan pemain timnas Indonesia era 1990-an, Ronny Wabia. Ketika disinggung soal peluangnya kembali melatih di Perseman, Djoko buru-buru menolaknya. Dia mengaku kapok melatih di klub yang bermarkas di Stadion Sanggeng itu. ’’Cukuplah persoalan manajemen yang kemarin menjadi pengalaman bagi saya. Semoga saya bisa mendapatkan klub yang punya manajemen lebih baik lagi,’’ cetus dia. (*/c8/aww)