Penalti berlapis disiapkan bagi setiap perubahan agenda laga Indonesia Super League (ISL) 2010/2011. Nilai denda pun dihitung per laga. Menggelar pertandingan kandang menurut home groundmutlak dilakukan klub ISL.
Bila gagal,Liga akan menerima efek bawaan dari klub itu. Sponsor utama ISL sudah menyiapkan jaring bagi mereka. Rinciannya, sanksi Rp50 juta per laga diberikan bila laga kandang menurut venue resmi klub digelar tanpa penonton. Lalu,denda Rp75 juta per laga berlaku bagi pemindahan home ground dengan penonton. Nilai penalti sampai Rp100 juta diberikan bila laga dilaksanakan di tempat netral atau bufferstadium bila laga dilaksanakan tanpa penonton.
”Pengawasan pertandingan dan penerapan sanksi musim ini dilaksanakan lebih ketat. Kami harap laga digelar sesuai ketentuan yang disepakati. Setiap laga juga harus disaksikan penonton karena itu bagian promosi kami,” ungkap Perwakilan PT Djarum Fatih Chabanto kemarin. Beberapa perubahan venue sudah dilakukan awal musim ini.Persija Jakarta akhirnya menggelar laga kandang perdana di Stadion Jati Diri, Semarang, Sabtu (16/10).
Itu dampak kegagalan Macan Kemayoran menggelar laga kandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, meski Bambang Pamungkas dkk akhirnya menang 2-0 atas Persela Lamongan.Namun,kebijakan perubahan regulasi itu diambil delapan hari menjelang kick-off. Vonis serupa diberikan bagi bentrok Pelita Jaya versus Persija,Sabtu (23/10).Laga itu akhirnya di-evakuasi ke Stadion Manahan, Solo, karena panpel Pelita Jaya gagal mendapatkan izin,Jumat (15/10).
“Sanksi itu akan langsung diberikan kalau keputusan laga usiran diberikan dengan waktu di bawah tujuh hari. Tapi, bila perubahan dilakukan lebih dari sepekan masih bisa ditoleransi.Kebijakan ini akan segera diaplikasikan pada laga berikutnya,”ujarnya. Sanksi atas rechedule laga dan venue tanpa penonton sebenarnya mulai diberlakukan musim lalu. Sponsor utama waktu itu memberikan toleransi perubahan jadwal tidak lebih dari 15% dari total 308 laga.
Sanksi Rp100 juta akan diberikan seandainya regulasi itu terpenuhi. Saat itu juga sponsor mengklaim, laga yang digelar tidak memenuhi regulasi mencapai 15%. Bukan hanya musim lalu,Liga juga sudah melakukan revisi 22 laga menjelang kick-off ISL 2010/2011, Minggu (16/9). Fatih menambahkan, Liga sementara masih bisa lepas dari jerat sanksi. “Liga masih bisa lepas dari sanksi itu.Tapi,kalau tidak berhatihati, cepat atau lambat akan terkena penalti.
Jumlah sisa laga masih banyak karena kompetisi baru dimulai. Yang jelas, kami berharap ada perbaikan dalam penyelenggaraan kompetisi. Siapa pun pasti ingin melihat kompetisi dija-lankan lebih profesional lagi,”tutur Fatih. Sementara itu,CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono menyatakan siap menerima berbagai konsekuensi yang ditetapkan sponsor. Sebab, perubahan regulasi itu sesuai dengan kaidah profesionalisme bisnis.
“Kami justru melihat ini sebagai tantangan. Liga siap menjalankan aturan itu. Bagaimanapun, kami juga ingin kompetisi dilaksanakan lebih bagus dan tertata. Regulasi dari sponsor itu sudah seharusnya karena bagian dari profesionalisme,”kata Joko. (wahyu argia)