Manajemen PSM Makassar secara resmi mengajukan surat protes kepada Komisi Wasit PSSI atas kepemimpinan Jimmy Napitupulu ketika tim Juku Eja ditundukkan tuan rumah Sriwijaya FC 2-1 di Stadion Gelora Jakabaring, Palembang, Minggu [17/10].
Melalui surat bernomor 211/B.3a/PSM/XI/2010 yang ditandatangani manajer tim Hendra Sirajuddin, dan disertai bukti rekaman pertandingan itu, kubu PSM meminta agar Komisi Wasit memberikan sanksi kepada Jimmy, dan menggelar pemeriksaan secara terbuka.
Media officer PSM Nurmal Idrus melalui surat elektronik menyatakan, PSM tidak seharusnya mendapat hadiah penalti pada menit ke-18. Pelanggaran yang dilakukan Fadli Hariri terhadap Firman Utina terjadi di luar kotak penalti.
“Penalti itu seharusnya tak terjadi. Wasit Jimmy berani sekali memutuskan penalti. Ada jutaan penonton yang melihatnya, itu tak perlu terjadi. Ini sangat berpengaruh, karena itu gol pertama tuan rumah, dan itu menghancurkan mental pemain kami,” cetus Nurmal.
“Petinggi PSSI dan PT Liga pasti punya mata dan melihat kejadian itu. Kami berharap mereka melakukan evaluasi kepada Jimmy. Dia bukan lagi wasit terbaik. Jangan sampai PSM yang melakukan evaluasi dengan caranya sendiri kepada wasit itu.”
Selain itu, kubu PSM juga mencatat sejumlah keputusan kontroversial yang dilakukan Jimmy. Nurmal mencontohkan keputusan off-side terhadap Andi Oddang pada menit ke-33 yang dinilai sebuah kesalahan. Andi sebetulnya mempunyai peluang untuk mencetak gol. Keputusan yang sama juga dikeluarkan kepada Richard Obiora di menit ke-44.
Nurmal menyesali kepemimpinan Jimmy yang dianggap menguntungkan tuan rumah. PSM sejak jauh hari sudah memperingatkan PSSI dan PT Liga untuk memperbaiki kinerja wasit agar tidak muncul keputusan kontroversial.
“Dengan sebenar-benarnya, saya ingin menegaskan Jimmy telah merampas poin yang seharusnya kami bawa. Jimmy telah mendorong kami lebih keras lagi untuk berpikir untuk terus mengikuti kompetisi ini. PSSI dan BLI tak awas dengan kondisi wasit kita yang amat bobrok,” ujar Nurmal.