Tampil perdana di kandang Persipura dan disaksikan ribuan pasang mata publik di Papua membawa kesan tersendiri bagi gelandang Zah Rahan. Yah, ketika namanya disebut MC saat pembacaan line-up, secara spontan suara gemuruh dari penonton memberikan applaus dan meneriakkan namanya membuat ia merasa tersanjung. Ia mengatakan senang akhirnya bisa diterima oleh publik Papua.
Selama ini ia hanya berlatih dan belum menunjukkan kemampuan terbaiknya, namun dengan dukungan penuh ini, pemain dengan nama lengkap Zah Rahan Krangar ini memastikan akan memberikan yang terbaik bagi Mutiara Hitam.
"Awalnya saya tidak menyangka bahwa mereka akan memberikan sambutan yang hangat. Saya senang bisa menjadi bagian dari sepakbola di sini dan dukungan itu menjadi semangat buat kami semua", akunya.
Sejatinya, dukungan serupa memang pernah ia rasakan kala masih menggunakan kostum Sriwijaya FC, namun rasa kekeluargaan yang ia rasakan di Papua lebih kental. "Seperti yang saya bilang, saya sudah lama ingin bermain di sini, jadi saya sangat bersyukur bisa diterima", lanjut Zah.
Ia mengakui atmosfer sepakbola masih tinggi dan ia juga merasa ada ikatan emosional dengan orang-orang Papua karena dianggap tak jauh dengan negaranya di Liberia. Anak-anak juga terlihat paling senang untuk memotret dengan Zah Rahan ataupun sekedar menyalami pemain berkepala plontos ini.
Selama ini ia hanya berlatih dan belum menunjukkan kemampuan terbaiknya, namun dengan dukungan penuh ini, pemain dengan nama lengkap Zah Rahan Krangar ini memastikan akan memberikan yang terbaik bagi Mutiara Hitam.
"Awalnya saya tidak menyangka bahwa mereka akan memberikan sambutan yang hangat. Saya senang bisa menjadi bagian dari sepakbola di sini dan dukungan itu menjadi semangat buat kami semua", akunya.
Sejatinya, dukungan serupa memang pernah ia rasakan kala masih menggunakan kostum Sriwijaya FC, namun rasa kekeluargaan yang ia rasakan di Papua lebih kental. "Seperti yang saya bilang, saya sudah lama ingin bermain di sini, jadi saya sangat bersyukur bisa diterima", lanjut Zah.
Ia mengakui atmosfer sepakbola masih tinggi dan ia juga merasa ada ikatan emosional dengan orang-orang Papua karena dianggap tak jauh dengan negaranya di Liberia. Anak-anak juga terlihat paling senang untuk memotret dengan Zah Rahan ataupun sekedar menyalami pemain berkepala plontos ini.
