Kompetisi Divisi Utama Liga Sepakbola Indonesia tidak akan digelar tepat waktu. Jadwal pertandingan yang semula direncanakan mulai 30 Oktober, bakal molor sampai waktu yang belum ditentukan. Salah satu alasannya, PSSI masih menunggu Persebaya Surabaya versi Wisnu Wardhana menyelesaikan urusan internnya.
“Kepastiannya menunggu keputusan PSSI, tapi paling lambat sampai pertengahan November harus sudah bisa digelar karena partai akhirnya harus dimulai bulan Mei,” kata Djoko Driyono, CEO PT Liga Indonesia, di kawasan Senayan, Senin (18/10).
Menurut Djoko, sebanyak 39 klub yang sudah terdaftar sejak Juli lalu masih mempunyai hak ikut musim ini. Atas permintaan PSSI sesuai hasil pertemuan 3 Oktober lalu, diadakan konfirmasi ulang.
Ternyata ada tiga klub yang belum mendaftar, yakni Persitara Jakarta Utara, PSDS Deli Serdang, dan Persebaya Surabaya. “PSDS sudah pasti tidak turun karena keterbatasan dana, Persitara rencananya akan konfirmasi secepatnya, dan Persebaya masih menunggu,” kata Djoko.
Mengenai adanya kemungkinan mengganti dengan klub lain, Djoko mengakatakan itu bukan kewenangannya. “Itu wewenang PSSI,” katanya. Apabila tidak genap 39, menurut Djoko tidak ada masalah dan tetap akan dibagi menjadi tiga grup. “Walaupun tidak ada 39 tetap dihitung 39, gampang kan?”
Presiden Direktur PT Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabusala, mengatakan kemungkinan akan ada klub pengganti untuk menggenapi jumlah peserta menjadi 39. “PSSI sudah mempunyai gambaran penggantinya kalau akhirnya tidak ikut,” kata Andi.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal PSSI, Nugraha Besoes, memberikan batas waktu kepada klub Persebaya sampai 20 Oktober ini. Apabila sampai batas waktu tersebut belum ada kepastian, Persebaya akan degradasi ke divisi satu. Tentang kemungkinan berkurangnya jumlah peserta, Nugraha menanggapi dengan santai. “Jumlah kurang tidak masalah,” katanya.
Djoko membantah bahwa penundaan kompetisi ini karena kurangnya sponsor. “Itu tidak benar.” Kompetisi ini kembali akan disponsori Djarum Super senilai Rp. 40 Miliar, tabloid Bola yang akan menambah jumlah halalaman dari delapan menjadi dua belas halaman, seragam wasit dari Lotto, dan ANTV sebagai media siar.
Musim ini, hadiah bagi juara satu naik dari Rp. 2 Miliar menjadi Rp. 2,5 Miliar, juara dua dari Rp. 1 Miliar menjadi Rp. 1,5 Miliar dan ada juara untuk posisi ketiga dengan hadiah Rp. 750 juta. “Adanya peningkatan ini, rencana akan ada tambahan subsidi untuk klub. Ini akan dibicarakan 24 Oktober nanti,” kata Nugraha.