Syamsul Chaeruddin punya tradisi khusus setiap kali melakukan lawatan ke Bontang. Dia kerap membawa berlembar-lembar baju untuk kerabatnya yang banyak bermukim di kota itu. Kebiasaan itu masih berlanjut. Pemain asal Gowa itu mencetak puluhan baju untuk dibawa ke Bontang.
Baju-baju itu berwarna merah. Motifnya dua macam. Ada baju yang di bagian punggung bertuliskan nama dan nomor punggung Syamsul. Ada juga baju dengan tulisan "Saya Anak Makassar". Karena sebelum ke Bontang harus tinggal di Samarinda dulu, baju-baju itu terpaksa ikut dibawa.
Hari ini, rombongan PSM bertolak ke Bontang. Tiba di sana, Syamsul berencana langsung membagikan baju-baju itu kepada keluarganya. "Tapi kalau ada suporter PSM
yang juga mau baju, boleh ambil. Yang penting stok masih ada," ujar Syamsul, Minggu, 29 November.
Penggawa timnas itu membeli baju-baju tersebut di salah satu konveksi di Makassar. Disablon khusus. Dipesan sepekan sebelum lawatan ke Kaltim. "Kalau ada nama saya kan mereka bisa mengingat saya terus. Jadi bukan untuk pamer, Ces" kata Syamsul.
Duet Gelandang Duel Game
Syamsul Chaeruddin dan Asri Akbar adalah pilar lini tengah PSM. Duet gelandang ini nyaris selalu menjadi pilihan utama. Dua pemain ini pun sudah sangat kompak. Apalagi, mereka punya banyak kesamaan. Sama-sama berkarakter keras di lapangan dan sama-sama gondrong.
Lalu, apa jadinya jika dua sahabat karib ini tiba-tiba berduel? Jawabannya ada di kamar 318 Hotel MJ, Samarinda, Minggu, 29 November. Syamsul dan Asri saling unjuk
skill. Tapi bukan dengan memainkan bola, melainkan dengan stik video game.
Ya, beberapa jam jelang pertandingan menghadapi Persisam, Syamsul dan Asri menyempatkan diri bermain game bola. Hasilnya? Imbang. Mereka saling mengalahkan.
Dari empat pertandingan, Syamsul dan Asri masing-masing menang dua kali dan kalah dua kali.
Asri empat kali memainkan klub Real Madrid, sedangkan Syamsul pilih Manchester United (MU) dan Barcelona. Syamsul dua kali kalah beruntun saat memainkan MU. Tapi saat mengganti klubnya menjadi Barcelona, dia pun bisa menang dua kali.
"Ternyata, skill kami di video game sama ji di'. Tapi andai Syamsul tidak ganti klub dari MU ke Barcelona, dia pasti kalah terus. Tapi dia curang karena gonta-ganti klub," ujar Asri. Setelah itu, kamar 318 menjadi sangat riuh. Faturrahman dan Fandy Edy yang juga ada di kamar itu ikut terbahak. (zul)