Jacksen F Tiago senang bukan kepalang ketika timnya mempermalukan Persebaya dengan skor akhir 0-1. Kebahagiaan Jacksen semakinmenjadi karena kemenangan itu terjadi di 'kandang buaya', stadion Gelora 10 Nopember, Minggu (22/11/2009) tadi malam.
Usai pertandingan, Jacksen tak hentinya mengucapkan kata syukur kepada tuhan. Menurutnya, hanya keberuntungan yang menaungi timnya sehingga memenangkan pertandingan ini. Terlebih hampir sepanjang pertandingan Persebaya tak pernah mengendurkan serangan ke gawang tim Mutiara Hitam.
Emosi Jacksen meluap, dengan nada tinggi ia mengaku puas telah mempermalukan Persebaya, apalagi Persipura mengalahkan Bajul Ijo di hadapan 24 ribu penonton yang hadir dan jutaan mata pemirsa televisi, karena pertandingan dua tim legendaris itu disiarkan langsung oleh salah satu televisi swasta Indonesia.
Kenapa Jacksen justru bangga, padahal dia lahir dan dibesarkan di Persebaya. Ia turut mengantarkan Persebaya juara Ligina untuk pertama kali tahun 1997 silam. Sebagai pelatih, ia membawa Bajul Ijo menapaki tangga juara untuk kedua kalinya tahun 2004 lalu. Selain itu awal kepelatihannya juga bermula di klub internal PSSI Surabaya, Assyabaab. Jadi boleh dikatakan karir Jacksen tak pernah lepas dari klub Kota Pahlawan. Tapi rupanya pria yang disapa Big Man itu punya alasan tersendiri. Ia merasa disakiti karena dianggap pengkhianat setelah menolak tawaran untuk kembali melatih Persebaya.
Ya, sebelum ditangai Danurwindo, nama pria asal Brasil ini menjadi kandidat utama pelatih Persebaya. Namun Jacksen ternyata memilih bertahan di Persipura. Selain Jacksen, nama Jaya Hartono juga sempat menjadi kandidat.
"Saya tidak mau kembali karena saya tidak dihargai di sini. Saya sering diteror dan dicap pengkhianat. Kemenangan ini untuk orang Persebaya yang bermulut besar, terutama petingginya. Tapi Tuhan memang adil, kini yang mulut besar harus malu di depan banyak orang," ucapnya.
Namun Jacksen enggan menyebutkan petinggi Persebaya yang telah melukai hatinya itu.Petinggi itu pernah diwawancarai di salah satu radio swasta di Surabaya.
Jacksen memang seorang profesional, ia tidak mau menyangkut pautkan hubungan batin dengan pekerjaan, baginya dimanapun dia dibayar, klub itulah yang akan dibelanya mati-matian. "Saya bukan penghianat, saya profesional. Sekarang saya di Persipura, maka saya akan bela tim ini habis-habisan," lanjut pria berkulit gelap itu.
Jika menganalisis dari perkataan Jacksen, hasilnya mengerucut pada dua nama, yakni Ketua Umum Persebaya, Saleh Ismail Mukadar dan Ketua Harian, Cholid Goromah. Bukan tampa alasan, sebab kedua nama itulah yang selama ini selalu menjadi corong segala berita tentang Persebaya.
Dua nama itu juga yang menjadi patokan pewarta berita untuk mencari isu atau mengklarifikasi suatu hal. Jadi boleh dikata Saleh dan Cholid lah yang peling sering nampang di media, selain pelatih Danurwindo tentunya.
Namun apakah dua nama itu yang dimaksud Jacksen, ataukah ada sosok lain di luar Saleh dan Cholid. Kita hanya bisa mereka-reka saja, soal siapa yang dimaksud hanya Jacksen sendiri yang tahu. "Pokoknya dia adalah petinggi Persebaya," pungkasnya.[sya/ted]