Share |

Ricuh, Panpel Terancam Sanksi dari AFC


Kericuhan sempat mewarnai pertandingan Indonesia melawan Kuwait, Rabu, 18 November 2009. Akibat insiden ini, panitia pelaksana terancam sanksi dari Konfederasi Sepakbola Asia (AFC).

Indonesia hanya mampu bermain seri 1-1 lawan Kuwait di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu 18 November 2009. Lanjutan Pra Piala Asia (PPA) 2011 ini juga sempat diwarnai keributan yang melibatkan pemain dan penonton.

Pertandingan Indonesia vs Kuwait sempat terhenti lima menit di babak pertama. Pemicunya aksi emosional pemain Kuwait menyikapi pelanggaran yang dilakukan oleh Maman Abdurahman terhadan striker Bader Al Motawaa.

Pemain Kuwait yang marah mencoba menghampiri pemain-pemain Indonesia. Aksi ini mendapat dukungan dari ofisial timnya yang ikut masuk ke tengah lapangan.

Aksi saling dorong sempat memanas. Gelandang Indonesia, Firman Utina bahkan terlihat terjatuh dan memegangi wajahnya.

Keributan tak hanya di dalam lapangan. Pendukung Kuwait yang ada di tribun penonton mencoba masuk ke lapangan. Aksi ini dihalangi oleh panitia dan pihak keamanan.

"Dia mengaku sebagai kepala delegasi Kuwait dan minta untuk masuk ke lapangan. Kami tidak mengizinkannya karena tidak punya izin untuk berada di bench pemain," kata Ketua LOC, Joko Driyono usai pertandingan.

"Match commissioner juga sempat meminta agar pria tersebut diizinkan masuk. Namun karena memang tidak punya izin, kami tidak mau. Saya akhirnya memintanya untuk duduk kembali atau diamankan oleh petugas," tambah Joko.

Keributan kembali terjadi beberapa saat setelah Kuwait berhasil menyamakan kedudukan di babak kedua. Kali ini penonton yang berada di dekat gawang Indonesia melempari pemain Kuwait yang melakukan pemanasan.

Aksi ini juga dipicu provokasi yang dilakukan salah seorang pemain Kuwait. Mendapat hujan botol air mineral, pemain cadangan Kuwait itu langsung menyelamatkan diri ke bench pemain.

"Ini semua akan masuk dalam laporan pertandingan. Sebagai LOC, kami menunggu apa tindakan tindakan yang akan diambil oleh AFC," ujar Joko.

"Ada beberapa sanksi dari AFC untuk kejadian seperti ini. Mulai dari teguran keras hingga sanksi," ujar pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Liga Indonesia itu menambahkan. • VIVAnews
Share on Google Plus

About 12paz