Persija Jakarta terancam sanksi administrasi PT Liga Indonesia (PT LI). Macan Kemayoran dinilai menyalahi prosedur, selain problem internal yang semakin kronis.
Perseteruan internal Persija menggelinding seperti bola salju. Situasi ini akhirnya menarik perhatian PT LI.CEO PT LI Joko Driyono mengatakan, Persija akan diberi sanksi bila permasalahan internal klub dibiarkan terus berlanjut. ’’Kami akan memberikan denda kepada Persija karena pengurus mengesampingkan pengelola atau PT Persija Jaya. Pengurus tidak bisa bersikap seperti itu terkait kebijakan panpel.Namun,berapa besarannya belum ditentukan.
Kami akan menunggu titik temu antara pihak yang bersengketa,’’ ungkapnya kemarin. Internal Macan Kemayoran saling cakar terkait kebijakan dualisme panpel. Pengurus menggulirkan nama panpel baru,meski sebelumnya pengelola sudah mengajukan personelnya dan mengklaim sudah diverifikasi PT LI. Joko menambahkan, PT LI sudah mengesahkan nama panpel yang diajukan ketua umum (ketum) Persija. Perseteruan antara pengurus dan ’’pengelola’’ mengerucut pada rencana Rapat Umum Luar Biasa (RULB) anggota Persija yang akan digulirkan pada Sabtu (28/11).
Agenda utama mengganti ketum dan revisi AD/ART klub yang terakhir disahkan pada 1985.RULB tersebut juga disetujui 2/3 dari 30 total klub anggota Macan Kemayoran. Benang kusut terus berlanjut hingga akhirnya muncul dugaan korupsi dana pembinaan Persija U- 21 yang dilakukan panpel lama. Pengurus juga mengeluhkan utang Rp1,3 miliar yang ditinggalkan panpel lama. Mendapat tekanan dari PT LI, Ketum Persija Toni Tobias mengaku tidak terlalu khawatir. Sebab, panpel baru versinya dan pengurus sudah bekerja sama dengan pengelola atau PT Persija Jaya.’’Kami sebenarnya tidak ingin ada ribut-ribut. Kami tidak bersalah.
Pihak pengelola yang harus memberikan klarifikasi kepada PT LI,bukannya kami. Buat apa, toh mereka sudah mengambil dana Persija U-21.Yang jelas, mereka yang harus bertanggung jawab kalau klub sampai diberi sanksi,’’ katanya. Toni juga menyatakan, beberapa gelintir pengelola hanya memanfaatkan klub untuk menghidupi dirinya sendiri. Merasa terancam, mereka kemudian menggoyang status ketum. Sementara itu,Direktur Umum PT Persija Jaya Bambang Sucipto mengatakan, ketum Persija sudah membabi buta dengan menyebarkan fitnah.
’’Ketum sudah kalap sehingga menyebarkan fitnah. Tidak ada duit klub yang ditilep. Kami semua sampai menjual mobil dan menggadaikan rumah untuk membiayai. Kami siap memberikan klarifikasi kepada Liga,’’ pungkasnya. (wahyu argia)