
“Salah satu impian besar saya untuk sepak bola Indonesia
adalah melihat Boaz Solossa memimpin skuad Indonesia, seperti yang
selalu dia lakukan bersama Persipura, “kata Bambang Pamungkas, kapten
Timnas Indonesia dan Persija dalam wawancara dengan Tabloid Bola edisi
Kamis-Jumat, 7-8, Maret.
Dia menambahkan Boaz merupakan striker
terbaik Indonesia saat ini. Jika dia mampu tampil di Timnas nasional
seperti saat dia tampil di Persipura, maka Indonesia tidak perlu
khawatir berhadapan dengan siapapun.
Agaknya tidak berlebihan
harapan Bambang Pamungkas terhadap Boaz, pelatih JF Tiago pun salut
dengan Boaz. Bayangkan dia sudah mengalami cidera berkali-kali tetapi
masih tampil prima dan tekun mengikuti saran dari dokter, pelatih dan
juga dorongan keluarga terhadap kariernya dalam sepak bola.
Pelatih
asal Brasil ini juga sangat senang dengan hasil Boaz t Solossa dan
kawan-kawan mampu memenangkan pertandingan melawan Mitra Kukar dengan
skor telak 3-0. Kemenangan ini bukan datang dengan gampang tetapi kerja
keras dan disiplin anak-anak.
“Impian saya sebagai pelatih asing
adalah membawa Persipura sukses di Asia,”kata JF Tiago seraya
menambahkan masih terbayang suatu saat nanti akan berhadapan dengan
Arbyl FC klub asal Iraq yang pernah kalahkan Persipura saat Piala AFC
baik laga kandang maupun tandang.
Menyinggung soal status Kapten
bagi Boaz sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, menurut mantan asisten
pelatih PON 2004, Ferdinando Fairyo, Boaz sudah jadi kapten PON saat
berusia 15 tahun. “Jadi bagi saya kepemimpinan Boaz di lapangan sudah
terlihat masih muda dan dalam tim abang kandungnya Nehemia Solossa juga
bermain. Boaz mampu memimpin rekan-rekannya yang berusia empat tahun di
atasnya,”kata Ferdinando Fairyo.
Boaz T Solossa mulai memperkuat
Persipura, pada 2005 dibawah asuhan pelatih Rahmad Darmawan dan pertama
kali ikut Persipura langsung juara. Tidak tanggung-tanggung Boaz Solossa
juga ikut mencetak gol saat mengalahkan Persija di Stadion Gelora Bung
Karno.
Bahkan gawang Laos menjadi saksi bisu kepiawaian Boaz T
Solossa dalam pertandingan pembuka, Piala AFF 2004 di Vietnam. Pelatih
Peter White arsitek timnas Indonesia membawa Boaz Solossa yang masih
berusia 18 tahun bermain di Piala AFF. Ia juga sukses bersama Tim PON
Papua di Palembang 2004. Saat ini hanya tiga pemain PON 2004 yang masih
bertahan di Persipura, Boaz. Ricardo Salampesy dan Gerald Pangkali.
Ban
Kapten di Persipura dipegang, pada 2010, Boaz didaulat memimpin
rekan-rekannya setelah Eduard Ivakdalam harus pindah ke Persidafon. Tak
sia-sia tahun pertama memegang ban kapten Persipura raih scudetto
2010-2011. Sebuah prestasi yang lumayan membanggakan bagi lelaki
kelahiran 16 Maret 1986 ini. Bahkan dia juga bersama rekan-rekannya
membuat kejutan di Piala AFC dan berhasil lolos ke delapan besar.
Walau
pun Boaz mengalami cidera parah, patah kaki saat timnas Indonesia
ujicoba melawan Hongkong, tak menepis niatnya kembali membela Merah
Putih. “Saya siap dipanggil pelatih timnas dan berjanji lebih disiplin
lagi. Niat saya untuk bergabung ke timnas tidak akan hilang. Siapapun
pelatihnya saya ingin mereka bisa menerima saya. Saya juga akan berusaha
untuk menjadi lebih baik,”kata kapten Persipura yang pekan depan akan
ikut wisuda sarjana di Universitas Cenderawasih(Uncen) Jayapura. Bahkan
manajemen Persipura mengijinkan ke tujuh pemainnya ikut TC Timnas guna
melawan Arab Saudi.(do)