
Hal ini diakui oleh Mamak, begitu panggilan akrab Muhammad Al Hadad
saat ia mendapat undangan untuk mengikuti pelatihan selama satu setengah
bulan di salah satu klub ternama Malaysia, Johor FC.
"Sistem kepelatihan di klub Johor FC yang saya ikuti itu semuanya
sudah mengadopsi sistem kepelatihan klub-klub di Eropa," ungkap Mamak .
Menurutnya, sudah bukan jamannya lagi menerapkan latihan fisik kepada pemain yang hanya berlari-lari kecil memutari lapangan.
"Latihan fisik sudah ketinggalan jaman, saat ini berlatih fisik itu
hanya dibutuhkan waktu yang singkat namun dengan intensitas yang tinggi,
dan itu harus dilakukan oleh pemain dengan menggunakan bola, si pemain
harus berlari mengelilingi lapangan dengan mendribel bola. Pokoknya
setiap berlatih, pemain sedapat mungkin harus dengan bola," jelas mantan
pelatih yang pernah dinobatkan sebagai pelatih terbaik Copa Indonesia
tahun 2009 itu.
Selain itu, klub yang tengah melakukan latihan selalu memberlakukan
latihan seperti layaknya saat bertanding. "Mereka berlatih mengibaratkan
seperti bertanding, semua pemain dilibatkan, tentunya dengan permainan
cepat sehingga pelatih bisa melihat keseriusan pemainnya, sehingga tidak
pusing lagi jika ingin menurunkan pemain yang mana yang akan diturunkan
dalam satu pertandingan di kompetisi yang tengah dilakoninya," papar
Mamak.
Mamak mengakui dirinya mendapat ilmu kepelatihan yang sangat luar
biasa selama berada di klub Johor FC itu. Seperti diketahui, kehadiran
Mamak di Johor FC karena mendapat undangan dari pelatih Johor FC yang
juga mantan rekan setimnya saat masih membela klub Niac Mitra Surabaya,
Fandi Achmad.
"Fandi mengajak saya untuk mengikuti kursus singkat kepelatihan di
Johor, dan apa yang lihat sangat luar biasa sekali bahwa kepelatihan
saat ini sudah maju dari segi ilmu pengetahuan," ujar Mamak yang sudah
mengantongi lisensi A dari AFC tersebut.
Dikatakannya, di Johor FC yang sudah mengadopsi kepelatihan Eropa
itu, tidak dikenal dengan istilah pemain bintang. "Semua pemain
sama-sama memiliki peluang menjadi pemain andalan, tentunya dengan
berlatih keras. Pemain inti bisa tergantikan kedudukannya dengan pemain
lain jika tidak bisa menjaga prestasinya," papar Mamak.
Kini, ilmu yang didapat Mamak dari kursus singkat kepelatihan di klub
Johor FC ingin diterapkan di Indonesia. Sayang, sampai saat ini belum
ada klub yang ingin menggunakan tenaga Mamak.
"Saya masih mencari klub di Indonesia, semoga saja ada salah satu
klub di kompetisi yang ada di bawah naungan PSSI ingin menggunakan
tenaga saya," tuturnya.