
Untuk menjadikan Si Jalak Harupat sebagai homebase, kedua tim ini harus
memenuhi persyaratan administrasi pada pengelola, Dinas Pemuda dan
Olahraga Kab. Bandung serta surat persetujuan dari Bupati Bandung,
Dadang Naser.
PBR sudah lebih cepat satu langkah dari Persib. Pasalnya, menurut
Supervisor Pengelola Stadion Si Jalak Harupat, Ahmad Rivai, tim asuhan
pelatih Inggris Simon McMenemy ini sudah melengkapi segala persyaratan
yang diminta pengelola. Dengan demikian, PBR dipastikan bisa menggunakan
Stadion Si Jalak Harupat sebagai kandang mereka musim depan.
"Ada dua tim yang mengajukan, PBR dan Persib, tapi itu tergantung
pimpinan, apakah dua-duanya diterima atau tidak. Selain itu kebijakan
juga ada di bupati, karena beliau harus tahu penggunaan Si Jalak
Harupat. Sementara ini yang sudah masuk dan melamar adalah PBR. Saya
rasa bisa dipastikan PBR homebase-nya di Jalak," kata Ahmad saat
dihubungi wartawan, Rabu (19/12).
Meskipun PBR telah dipastikan menghuni stadion Si Jalak Harupat, Ahmad
mengatakan, tidak menutup kemungkinan Persib juga diperkenankan
menggunakan stadion kebanggaaan warga Soreang ini. Namun, tentu saja
harus sesuai regulasi yang ditentukan PT Liga Indonesia sebagai
penyelenggara ISL.
Namun dikhawatirkan, PT Liga Indonesia justru tidak memperkenankan ada
dua tim dalam satu homebase. Jika hal itu terjadi, bukan tidak mungkin
Persib harus kembali ke Siliwangi atau mencari alternatif lain sambil
menunggu pembangunan Stadion Utama Gedebage rampung tahun depan.
"Sampai saat ini Persib belum mendapatkan kepastian. Tidak menutup
kemungkinan dua-duanya bisa menggunakan Jalak, tapi yang jadi masalah
apakah penyelenggara tidak mempermasalahkan satu homebase untuk dua
tim," ungkapnya.
Selain itu, kondisi tersebut diakuinya juga untuk menghindari rusaknya
lapangan dan infrastruktur yang saat ini 80% telah direnovasi.