
Pihak manajemen tampaknya tidak menyodorkan klausul tambahan bahwa Kayamba juga akan didaulat sebagai asisten pelatih. Meski begitu, keputusan pemain kelahiran 11 September 1972 itu rupanya juga bukan opsi final. Eks pilar Kitchee FC itu tak menampik bila dalam perjalanan nanti, head coach meminta bantuannya sebagai staf kepelatihan. “Kalau mereka minta saya di sisi lain (asisten pelatih, Red), kenapa tidak asal memang dibutuhkan,” tantangnya. Bukan tanpa alasan bila Kayamba tidak terlalu memikirkan fungsi ganda sebagai asisten pelatih merangkap pemain seperti dijalankannya bersama SFC. Pasalnya, pemain yang sebelumnya akrab dengan nomor punggung 17 itu mengaku bakal berkonsentrasi merealisasikan targetnya membawa Singo Edan menjadi juara. “Saya mau fokus main dulu. Saya berpikir membawa tim ini jadi juara,” serunya lugas.
Bahkan saking bersemangatnya, mantan pemain Happy Valley ini belum berpikir soal pensiun walaupun usianya sudah menginjak kepala empat. Dia merasa masih bisa bersaing dengan para pemain yang usianya bahkan terpaut jauh darinya. Musim lalu saja, dia bisa menjadi runner up top scorer padahal umurnya tak lagi muda. “Saya tidak pikir pensiun. Saya masih mampu bersaing,” pungkas pemain yang berniat mengenakan nomor punggung 40 tersebut. Senada dengan sang pemain, RD tampaknya juga belum berniat menjadikan Kayamba sebagai asistennya. Pelatih berusia 45 tahun itu menilai tenaga Kayamba masih lebih dibutuhkan sebagai jendral lapangan tim besutannya. “Kayamba hanya sebagai pemain di tim ini. Karena kemampuannya memang masih sangat baik sebagai pemain,” urainya . (tom/bua)