Persiba yang sudah selama semusim ikut serta dalam kasta tertinggi
Indonesia Premier League (IPL) ternyata tak membuat sektor pendapatan
dari tiket penonton mengalami kenaikan. Hasilnya justru jauh dari yang
diharapkan bahkan pendapatan tiket tidak jauh berbeda seperti saat tim
berjuluk Laskar Sultan Agung ini masih berkutat di Divisi Utama
Indonesian Super League (ISL).
Bendahara Persiba Yulianto
mengatakan, saat promosi ke strata tertinggi, Persiba memilih ke IPL
dengan harapan bisa meraup pendapatan dari tiket penonton sebesar Rp2
miliar saat partai kandang. Namun sampai berakhirnya kompetisi, target
Rp2 miliar tersebut tidak tercapai. "Semusim sokongan pendapatan dari
tiket penonton hanya menyumbang sebagian kecil saja," katanya, Sabtu
(6/10/2012).
Yulianto menilai, ada beberapa alasan yang
menyebabkan jumlah kehadiran penonton Persiba di Stadion Sultan Agung,
markas Persiba minim. Faktor yang paling berpengaruh adalah pada musim
2011/2012 saat terjadi dualisme kompetisi antara IPL dan ISL. Persiba
yang menjadi kampiun Divisi Utama ISL 2010/2011 memilih ke IPL ternyata
tidak mampu mendongkrak animo penonton.
Konstestan IPL tidak
banyak dihuni tim-tim ternama seperti konstestan ISL. "Suporter akan
berbondong-bondong ke stadion jika lawannya Persiba tim berkelas seperti
Persema Malang, Persebaya atau Semen Padang. Tapi kalau Persiba
lawannya hanya tim-tim biasa, penonton ya sepi," jelas Yulianto.
Dia
menambahkan, faktor sepinya penonton juga disebabkan saat Persiba
ditayangkan secara live oleh TV swasta. Banyak penonton lebih memilih
menontonnya di layar kaca di rumah dari pada datang ke stadion. "Harus
diakui saat disairkan di TV, jumlah penonton di stadion sedikit,"
imbuhnya.
Menurut dia, agar musim depan jumlah penonton
membludak, manajemen perlu mendatangkan pemain berkelas. Kehadiran
pemain dalam skuad berjersey Merah-merah bakal menjadi magnet bagi
penonton untuk bersedia datang ke stadion. Untuk belanja pemain musim
depan, Persiba mengalokasi anggaran Rp8 miliar. Angka ini lebih banyak
dibanding musim sebelumnya yang hanya Rp7 miliar.
(akr)