Pernyataan manajer timnas PSSI, Habil Marati, yang menyebut Alfred Riedl
sebagai pelatih jago kandang, mendapat tanggapan panas. Habil diserang
balik. Kompetensi mantan politisi PPP itu dalam mengurusi persebakbolaan
nasional pun diungkit.
"Orang itu bisa apa. Maju sebagai calon
ketua umum saja gagal total. Sudah parah sepakbola kita diurus orang
seperti Habil," ujar La Siya, Ketua Harian Persipura Jayapura, Kamis
(4/10).
La Siya menambahkan, justru Habil lah yang tidak
berkompeten menjadi manajer timnas. Ia menambahkan, saat mengurus
Kendari FC yang bermain di Divisi II, Habil tidak mampu membayar gaji
dan catering hingga jangka waktu lama.
"Orang yang gagal seperti
itu malah diberi kepercayaan pegang tim yang punya harga diri bangsa.
Makin tidak jelas sepak bola Indonesia jika diurus dengan tabiat orang
yang wanpretasi dengan janji," bebernya.
Ketua Umum Persija,
Ferry Paulus, juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, Habil
bukanlah sosok yang pantas dijadikan manajer sekaliber timnas. "Habil,
Habil. Ngurus klub Divisi II aja enggak becus mau urus timnas," ungkap
Ferry.
Mantan calon anggota Exco PSSI, Adri Maramis,
mengungkapkan, harusnya Habil memeriksa track record Alfred, sebelum
berkomentar. Austria pernah rangking17 FIFA di 1999.
Austria,
lanjut Adri, pernah juara III Piala Dunia 1954. Austria juga pernah
melahirkan pemain sekaliber Toni Polster, dan pemain mereka saat ini
bertaburan di klub-klub Eropa.
Alfred juga merupakan mantan
pemain nasional Austria sama seperti Nil Maizar sebagai pemain PSSI
Garuda. "Jadi kalau ngomong bung Habil harus pakai data dan otak jangan
asal ngomong. Manager kok enggak profesional sih? Ngurus hotel aja
enggak becus sampe enggak jadi TC. Masa di Jakarta hotel penuh?"
tegasnya.
Sebelumnya, Habil Marati, menyatakan, Alfred Riedl
tidak mungkin menjadi pelatih timnas PSSI. "Alfred Riedl tidak
mungkinlah. Dia pelatih gagal, Laos sekarang bagaimana. Dibanding Nil,
masih bagus Nil lah," kata Manajer Timnas PSSI, Habil Marati di Kantor
PSSI Senayan Jakarta, Kamis (4/10).
Ia meminta masyarakat tidak
mengungkit lagi keberhasilan Riedl saat membawa timnas ke final AFF Cup
2010. Menurutnya, saat itu Alfred diuntungkan karena Indonesia menjadi
tuan rumah.
Habil menyatakan, Indonesia belum tentu bisa lolos ke final seandainya saat itu Filipina bertindak sebagai tuan rumah.
"Dia
(Alfred Riedl, red) hanya spesialis pelatih tuan rumah. Saat main ke
kandang Malaysia kita kalah telak 3-0. Lihat Nil saat main di luar, kita
bisa nahan seri Filipina di kandang mereka. Padahal saat itu pemain
kita terbatas," cetusnya. (abu)