Kisruh kepengurusan serta ricuh soal tunggakan pembayaran gaji
membuat pesepakbola yang berada di Indonesia berontak. Aksi mogok main
pun terancam dilakukan para pemain andai dalam kurun waktu 10 hari ke
depan tak ada tanda-tanda perbaikan.
Hal itu disampaikan langsung oleh gelandang Sriwijaya FC yang juga
Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo
Astaman seusai melakukan diskusi dengan pemain sepak bola Indonesia
dengan tajuk "Pesepakbola besatu" di Hotel Century, Senayan, Jakarta,
Senin (28/5).
"Para pemain tentu tidak mengharapkan itu (aksi mogok) terjadi. Tapi
jika memang harus, kami akan berpedoman pada langkah-langkah hukum.
Yakni berdasarkan klausul kontrak dan hukum yang berlaku di Indonesia,"
kata Ponaryo.
Pernyataan Ponaryo diamini kapten Persija Jakarta, Bambang Pamungkas.
"Pemogokan menjadi langkah terakhir untuk menyelesaikan masalah.
Sebagai langkah awal, APPI tetap menjaga komunikasi dengan klub, tetapi
tidak lupa untuk terus memberikan alternatif paling tepat buat pemain
dan klub."
Aksi mogok main akibat masalah dengan klub bukanlah hal asing di
dunia sepak bola. Sebelumnya, pemain di Italia dan Spanyol sudah pernah
melakukannya. Hasilnya, pihak federasi dan klub akhirnya menyetujui
untuk mengabulkan permintaan serta memberikan seluruh hak yang mesti
didapatkan para pemain. Termasuk soal pembayaran gaji. (Hilman/duniasoccer)