Bentrok Sriwijaya FC melawan PSAP pada laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) di Stadion Kuta Asan Sigli, sore ini (16/2), bakal panas. Laskar Wong Kito (julukan Sriwijaya FC) akan tampil mati-matian demi memetik poin di laga ketigabelasnya itu.
Misi itu diusung demi mengamankan takhta di puncak klasemen sementara dengan jumlah 25 poin dari 12 laga yang telah dijalani. “Saat ini bagaimana caranya agar kami tetap bertahan di puncak klasemen sementara. Kami akan tampil all out demi mencuri poin lawan PSAP nanti,” kata pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi, saat dihubungi kemarin (15/2).
Namun, bukan itu saja. Pertemuan perdana kedua tim itu bakal lebih panas demi mempertahankan gengsi. Memang, gengsi laga derby kali ini tak seheboh lawan PSMS Medan atau PSPS Pekanbaru. Tapi, tetap saja, aura gengsi tetap tersaji di pertandingan pada pekan ke-13. Sebab, bakal menjadi pembuktian siapa tim terbaik di Pulau Andalas (Pulau Sumatera).
Bagi Sriwijaya, kemenangan menjadi harga mati. Target itu diusung sebagai penguasa Pulau Sumatera lepas. Sebab, saat ini Sriwijaya masih menjadi tim terbaik. Dengan menorehkan satu trofi Super Liga, kemudian, tiga trofi Piala Indonesia, satu trofi Inter Island Cup, dan juara Community Shield.
Praktis, pada derby Pulau Andalas ini, Sriwijaya tak mau tumbang begitu saja. Terlebih, tuan rumah PSAP merupakan tim promosi. “Memang laga nanti sedikit berbeda dengan laga sebelumnya. Kami akan menghadapi tim sepulau. Pasti, gengsinya bakal sama. Namun, kami tak memikirkan apakah itu derby atau tidak. Target kami tetap ingin mencuri poin di setiap pertandingan,” imbuh tactician asal Solo itu.
Sriwijaya sendiri mempunyai modal besar untuk mempertahankan takhtanya sebagai pemuncak klasemen atau sebagai tim terbaik Pulau Sumatera. Dari klasemen sementara, Sriwijaya jelas jauh lebih baik, dibandingkan PSAP yang masih bercokol di peringkat ke-16 dengan 10 poin dari 11 laga yang telah dilakoni.
Komposisi pemain, Laskar Sriwijaya juga lebih mentereng. Dengan dihuni pemain papan atas yang berlebel tim nasional (timnas) atau eks timnas. Macam, Ferry Rotinsulu, Firman Utina, Muhammad Ridwan, Supardi, dan Mahyadi. Eks timnas ada Ponaryo Astaman, Nova Ariyanto, dan Syamsul Chaeruddin.
Pemain asing Sriwijaya juga lebih diunggulkan. Sriwijaya itu dihuni top skor sementara ISL, Keith Kayamba Gumbs yang telah mengoleksi 12 gol. Kemudian, Hilton Moreira dengan 9 gol. Ada juga defender tangguh Thierry Gathuessi dan gelandang tak kenal lelah, Lim Junsik.
Berbeda dengan PSAP yang dihuni rata-rata pemain lokal. Pemain asing Laskar Aneuk Nagroe (julukan PSAP) juga tak terlalu mentereng. Seperti, Mfundo Cecil Mathosi. Pemain asal Afrika Selatan ini merupakan pemain yang diboyong dari tim Devisi Utama, Persita Tangerang. Bersama PSAP, Mathosi baru mengoleksi 1 gol.
Sedangkan Sthembiso Nkanyiso S Boniso Ntombela, meski berstatus pemain depan hingga kini belum mengoleksi gol. Dan You Wook Jin sepanjang musim ini baru mengoleksi dua gol bersama PSAP.
Dari tim-tim yang dihadapi, Sriwijaya juga lebih bagus. Lawan Persegres, Sriwijaya sukses menang 3-0, sedangkan PSAP hanya mampu menang 1-0. Kemudian, lawan Persiba, PSAP hanya mampu bermain imbang 1-1, berbeda dengan Sriwijaya yang menang telak 5-1.
Begitu juga lawan Arema, PSAP hanya mampu bermain imbang 0-0, sementara Sriwijaya menang 5-1. Dan terakhir, lawan Persela, PSAP kalah 0-2, dan Sriwijaya mampu menahan imbang 1-1.
“Namun, kami tak boleh merehkan mereka (PSAP). Motivasi tuan rumah pasti sangat besar. Terlebih bermain dihadapan pendukungnya sendiri,” tambah mantan arsitek SFC U-21 itu.
Sementara itu, PSAP tak mau begitu saja menyerah dari Sriwijaya FC. Gengsi sebagai tuan rumah, membuat tim asal Aceh itu mematok kemenangan. Misi raih poin diusung untuk menaikan posisinya yang masih bercokol di papan bawah.
“Saya rasa derby ini tak terlalu besar gengsinya. Kecuali kami berhadapan dengan tim asal Aceh juga. Namun, tetap saja, kami ingin bermain maksimal dan meraih poin. Apalagi, melawan tim besar sekelas Sriwijaya menjadi motivasi tersendiri bagi kami,” kata pelatih PSAP, Armand. (gsm/ce1)
Misi itu diusung demi mengamankan takhta di puncak klasemen sementara dengan jumlah 25 poin dari 12 laga yang telah dijalani. “Saat ini bagaimana caranya agar kami tetap bertahan di puncak klasemen sementara. Kami akan tampil all out demi mencuri poin lawan PSAP nanti,” kata pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi, saat dihubungi kemarin (15/2).
Namun, bukan itu saja. Pertemuan perdana kedua tim itu bakal lebih panas demi mempertahankan gengsi. Memang, gengsi laga derby kali ini tak seheboh lawan PSMS Medan atau PSPS Pekanbaru. Tapi, tetap saja, aura gengsi tetap tersaji di pertandingan pada pekan ke-13. Sebab, bakal menjadi pembuktian siapa tim terbaik di Pulau Andalas (Pulau Sumatera).
Bagi Sriwijaya, kemenangan menjadi harga mati. Target itu diusung sebagai penguasa Pulau Sumatera lepas. Sebab, saat ini Sriwijaya masih menjadi tim terbaik. Dengan menorehkan satu trofi Super Liga, kemudian, tiga trofi Piala Indonesia, satu trofi Inter Island Cup, dan juara Community Shield.
Praktis, pada derby Pulau Andalas ini, Sriwijaya tak mau tumbang begitu saja. Terlebih, tuan rumah PSAP merupakan tim promosi. “Memang laga nanti sedikit berbeda dengan laga sebelumnya. Kami akan menghadapi tim sepulau. Pasti, gengsinya bakal sama. Namun, kami tak memikirkan apakah itu derby atau tidak. Target kami tetap ingin mencuri poin di setiap pertandingan,” imbuh tactician asal Solo itu.
Sriwijaya sendiri mempunyai modal besar untuk mempertahankan takhtanya sebagai pemuncak klasemen atau sebagai tim terbaik Pulau Sumatera. Dari klasemen sementara, Sriwijaya jelas jauh lebih baik, dibandingkan PSAP yang masih bercokol di peringkat ke-16 dengan 10 poin dari 11 laga yang telah dilakoni.
Komposisi pemain, Laskar Sriwijaya juga lebih mentereng. Dengan dihuni pemain papan atas yang berlebel tim nasional (timnas) atau eks timnas. Macam, Ferry Rotinsulu, Firman Utina, Muhammad Ridwan, Supardi, dan Mahyadi. Eks timnas ada Ponaryo Astaman, Nova Ariyanto, dan Syamsul Chaeruddin.
Pemain asing Sriwijaya juga lebih diunggulkan. Sriwijaya itu dihuni top skor sementara ISL, Keith Kayamba Gumbs yang telah mengoleksi 12 gol. Kemudian, Hilton Moreira dengan 9 gol. Ada juga defender tangguh Thierry Gathuessi dan gelandang tak kenal lelah, Lim Junsik.
Berbeda dengan PSAP yang dihuni rata-rata pemain lokal. Pemain asing Laskar Aneuk Nagroe (julukan PSAP) juga tak terlalu mentereng. Seperti, Mfundo Cecil Mathosi. Pemain asal Afrika Selatan ini merupakan pemain yang diboyong dari tim Devisi Utama, Persita Tangerang. Bersama PSAP, Mathosi baru mengoleksi 1 gol.
Sedangkan Sthembiso Nkanyiso S Boniso Ntombela, meski berstatus pemain depan hingga kini belum mengoleksi gol. Dan You Wook Jin sepanjang musim ini baru mengoleksi dua gol bersama PSAP.
Dari tim-tim yang dihadapi, Sriwijaya juga lebih bagus. Lawan Persegres, Sriwijaya sukses menang 3-0, sedangkan PSAP hanya mampu menang 1-0. Kemudian, lawan Persiba, PSAP hanya mampu bermain imbang 1-1, berbeda dengan Sriwijaya yang menang telak 5-1.
Begitu juga lawan Arema, PSAP hanya mampu bermain imbang 0-0, sementara Sriwijaya menang 5-1. Dan terakhir, lawan Persela, PSAP kalah 0-2, dan Sriwijaya mampu menahan imbang 1-1.
“Namun, kami tak boleh merehkan mereka (PSAP). Motivasi tuan rumah pasti sangat besar. Terlebih bermain dihadapan pendukungnya sendiri,” tambah mantan arsitek SFC U-21 itu.
Sementara itu, PSAP tak mau begitu saja menyerah dari Sriwijaya FC. Gengsi sebagai tuan rumah, membuat tim asal Aceh itu mematok kemenangan. Misi raih poin diusung untuk menaikan posisinya yang masih bercokol di papan bawah.
“Saya rasa derby ini tak terlalu besar gengsinya. Kecuali kami berhadapan dengan tim asal Aceh juga. Namun, tetap saja, kami ingin bermain maksimal dan meraih poin. Apalagi, melawan tim besar sekelas Sriwijaya menjadi motivasi tersendiri bagi kami,” kata pelatih PSAP, Armand. (gsm/ce1)