Persisam Putra punya kenangan tak indah ketika menghadapi Persiwa Wamena. 3 April 2010 menjadi menjadi memori buruk Persisam Putra saat bertemu Persiwa di Stadion Pendidikan, Wamena. Saat itu Ronald Fagundez dkk kalah dengan skor 1-0 lewat gol yang diciptakan Emanuel Padwa di menit 84. Lahirnya gol tersebut menjadi awal keributan, di mana beberapa pemain Persisam Putra termasuk manajer tim Coeng Agus Setiawan, mendapat perlakuan tak mengenakkan. Danilo Fernando, Ronald Fagundez, Akbar Rasyid, Panggah Madyantara serta Choi Dong soo, dikeroyok oknum tak bertanggung jawab di lapangan. Choi Dong soo menjadi korban paling sial, karena wajahnya bengap dan bibirnya berdarah karena menerima pukulan dan tendangan.
"Itu memori yang tak perlu kita ingat lagi. Sekarang sepak bola sudah tak mengenal lagi perkelahian. Kita semua sekarang bersatu untuk kemajuan sepak bola nasional. Kami sama sekali tak mau mengingat kejadian tersebut, apalagi menaruh dendam dengan Persiwa," kata Coeng Agus Setiawan, manajer tim Pesut Mahakam .
Ya, kenangan tak nyaman memang harus dilupakan. Yang harus dilakukan pemain saat ini adalah mengulang memori musim lalu. 11 Juni 2011, laga Persisam Putra kontra Persiwa di Stadion Segiri berakhir dengan manis.
5 gol bersarang ke gawang Persiwa dan hanya mampu dibalas 2 kali oleh lawan. 5 gol tersebut lahir lewat dua gol Achmad Sembiring Usman, disusul Julio Lopez, Fandy Mochtar serta Choi Dong soo. Sementara gol lawan tercipta dari kaki Pieter Rumaropen. Yang harus diingat adalah, Persiwa saat itu mencetak gol lebih dulu saat pertandingan baru berusia 5 menit, sebelum disamakan Sembiring 8 menit kemudian.
Dari 5 gol yang lahir musim lalu, hanya ada nama Fandy Mochtar pemain yang tersisa memperkuat Persisam Putra.
"Kenangan kemenangan tersebut yang harus diulang anak-anak. Pastinya tanpa harus kecolongan gol lawan apalagi sampai dua kali. Tapi Persiwa sudah pasti tak mau kalah lawan kita, sekarang tinggal bagaimana anak-anak menjalankan apa yang diberikan pelatih pada mereka," kata Coeng.
Kemenangan menjadi sangat penting bagi Persisam Putra. Selain mengangkat posisi ke papan atas, hal tersebut juga menjadi pengobat luka penggemar sepak bola Kaltim, setelah kekalahan Mitra Kukar atas Persipura malam tadi. (upi)
"Itu memori yang tak perlu kita ingat lagi. Sekarang sepak bola sudah tak mengenal lagi perkelahian. Kita semua sekarang bersatu untuk kemajuan sepak bola nasional. Kami sama sekali tak mau mengingat kejadian tersebut, apalagi menaruh dendam dengan Persiwa," kata Coeng Agus Setiawan, manajer tim Pesut Mahakam .
Ya, kenangan tak nyaman memang harus dilupakan. Yang harus dilakukan pemain saat ini adalah mengulang memori musim lalu. 11 Juni 2011, laga Persisam Putra kontra Persiwa di Stadion Segiri berakhir dengan manis.
5 gol bersarang ke gawang Persiwa dan hanya mampu dibalas 2 kali oleh lawan. 5 gol tersebut lahir lewat dua gol Achmad Sembiring Usman, disusul Julio Lopez, Fandy Mochtar serta Choi Dong soo. Sementara gol lawan tercipta dari kaki Pieter Rumaropen. Yang harus diingat adalah, Persiwa saat itu mencetak gol lebih dulu saat pertandingan baru berusia 5 menit, sebelum disamakan Sembiring 8 menit kemudian.
Dari 5 gol yang lahir musim lalu, hanya ada nama Fandy Mochtar pemain yang tersisa memperkuat Persisam Putra.
"Kenangan kemenangan tersebut yang harus diulang anak-anak. Pastinya tanpa harus kecolongan gol lawan apalagi sampai dua kali. Tapi Persiwa sudah pasti tak mau kalah lawan kita, sekarang tinggal bagaimana anak-anak menjalankan apa yang diberikan pelatih pada mereka," kata Coeng.
Kemenangan menjadi sangat penting bagi Persisam Putra. Selain mengangkat posisi ke papan atas, hal tersebut juga menjadi pengobat luka penggemar sepak bola Kaltim, setelah kekalahan Mitra Kukar atas Persipura malam tadi. (upi)