Share |

Iran vs Indonesia : Garuda Jangan Pernah Menyerah !!!!!


Perjuangan tim nasional (timnas) Indonesia di kualifikasi babak ketiga Pra-Piala Dunia (PPD) 2014 dimulai.

Firman Utina dkk bakal berjuang menghadapi tuan rumah Iran di Stadion Azadi, Teheran, malam ini. Pertandingan di kandang tuan rumah yang berjuluk Team Mellibukan pekerjaan mudah bagi anak asuh Wim Rijsbergen. Namun,tak ada istilah surut nyali bagi seluruh punggawa skuad Merah Putih.

Firman dkk tak gentar menghadapi tantangan ini dan siap kerja keras demi mendapatkan minimal satu angka di Azadi.Misi mencuri poin memang jadi target Wim,meski memaksimalkan peluang menang juga tetap diincar.Tapi,dalam laga ini yang terpenting adalah motivasi amunisi skuad Merah Putihterjaga dan terus meninggi.

Iran di Grup E dinilai tim yang memiliki peluang lolos paling besar,tentunya tak sedikit pun mengesampingkan Qatar dan Bahrain. Tapi,Ali Karimi dkk bisa dikatakan sebagai lawan terberat skuad Merah Putihdan selama sepuluh tahun terakhir belum pernah bertemu dengan timnas,beda dengan dua negara lainnya.

”Tidak bisa tidak,kami harus mengakui jika Iran adalah tim kuat dan jadi favorit Grup E.Namun,semua bisa terjadi.Kami tidak akan takut mengejar kemungkinan yang ada.Kami akan coba memberikan perlawanan berarti lalu bisa mencuri poin,” tandas Wim.

Komentar pelatih bernama lengkap Wilhelmus Gerardus Rijsbergen ini juga diamini asistennya,Liestiadi.Menurut pria asal Medan ini,Wim sudah melakukan semua evaluasi atas hasil laga uji coba dan latihan intens timnas selama ini. Apalagi,menurut Liestiadi,Firman dkk merasakan lawan yang ”serumpun” timnas U-23 dan hanya bermain imbang.

Seusai pertandingan itu kelihatan banyak sekali kesalahan yang harus diperbaiki.Khusus melawan Iran, uji coba kontra Palestina dan Yordania jadi modal berharga merasakan permainan aroma Timur Tengah.

”Kami sudah melakukan evaluasi.Salah satu kelemahan yang terlihat adalah koordinasi lini pertahanan yang masih kurang maksimal.Selain itu,komunikasi antarlini juga harus ditingkatkan.Kami sadar,beberapa perbaikan tersebut sangat penting dilakukan,” cetus Liestiadi.

Dari semua keyakinan dan evaluasi yang telah dilalui timnas,beberapa masalah menyangkut komposisi pemain memang memusingkan Wim.Tanpa kehadiran Boaz Salossa, Ahmad Bustomi,dan Ricardo Salampesy,timnas timpang di semua lini.

Untuk hal ini Wim tak mau menanggapi masalah yang sedang dialami timnas terlalu berlebihan.Eks asisten Leo Beenhakker saat menangani timnas Trinidad dan Tobago di Piala Dunia 2006 itu sudah menyiapkan sejumlah suksesor. Untuk lini depan,Cristian Gonzales yang selama ini duet dengan Boaz kemungkinan akan main sendiri sebagai juru gedor.

Dia didukung dua penyerang bayangan Bambang ’Bepe’ Pamungkas dan Irfan Bachdim, tentu jika timnas memakai skema 4-3-2-1. Lalu sebagai jangkar,posisi Bustomi kemungkinan ditempati Hariono atau pemain serbabisa Tony Sucipto. Sementara Ricardo mendapat suksesor Hamka Hamzah.M Roby bersama Hamka jadi pelapis kiper Ferry Rotinsulu.

”Setiap tim pasti memiliki masalahnya masing-masing.Masalah kami adalah kehilangan beberapa pemain penting jelang pertemuan dengan Iran.Tapi,saya tetap percaya dengan materi pemain yang tersisa.Saya yakin mereka memiliki kualitas yang bisa diandalkan,” tandas pelatih berusia 59 tahun itu. ● decky irawan jasri/estu santoso
Share on Google Plus

About 12paz