Tim tamu yang dibesut pelatih Aji Santoso itu menurunkan pemainpemain andalannya. Di antaranya, penjaga gawang Endra Prasetya, Rendi Irawan, dan Andik Vermansah. Tim tuan rumah tak kalah mentereng. Ada Purwanto Suwondo dan Taufik Angga yang pernah membela Persebaya. Sayang, memasuki menit ke-17, pertandingan dihentikan wasit. Penyebabnya, suporter kedua tim saling lempar batu. Seribuan Bonek atau pendukung Persebaya 1927 berhadapan dengan Blitar Mania. Kejadian itu memakan korban dari kedua pihak.
Selain itu, ada petugas keamanan yang menjadi korban. Kepala seorang polisi juga mengeluarkan darah setelah terkena lemparan batu. Ketua Pelaksana (Panpel) Suharyono yang berusaha melerai keributan ikut menjadi korban. Kepalanya berdarah- darah juga karena terkena lemparan batu. Dia segera dilarikan ke rumah sakit dan mendapat tujuh jahitan di kepala. Setelah berhenti beberapa menit, pertandingan dilanjutkan. Tidak terpengaruh keributan suporter, kedua tim saling serang. Pemain Persebaya 1927 beberapa kali mengancam gawang Blitar Selection. Namun, Arif Musafak yang tampil cemerlang berhasil menggagalkan peluang tersebut. Blitar Selection juga punya satu peluang emas.
Sayang, tendangan keras Bertha Yuwana ditepis Endra. Hingga turun minum, skor kacamata tidak berubah. Nah, saat jeda pertandingan, keributan suporter kembali terjadi. Kali ini situasi di Stadion Soeprijadi semakin tidak kondusif. Kedua kelompok suporter terus terlibat lempar batu. Bahkan, mereka berusaha merobohkan pagar pembatas penonton. Wasit Muhaimin akhirnya mengakhiri pertandingan tersebut. Meski peluit panjang tanda pertandingan usai ditiup wasit, aksi saling lempar batu berlanjut. Untuk menghindari situasi yang lebih buruk, polisi mengevakuasi Bonek hingga perbatasan Kediri. Di tengah perjalanan, tepatnya perempatan Poluwan, kembali terjadi lempar batu.