Musim Kompetisi Terberat, Penyelenggaraan kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2010–2011 dihadang banyak tantangan. Di antaranya, problem keuangan, pembelotan peserta, dan kisruh di kepengurusan PSSI.
TANGGAL 19 Juni 2011 menjadi akhir kompetisi ISL musim 2010–2011. Persipura Jayapura men jadi kampiun dengan diikuti Are ma Indonesia dan Persija Jakar ta. Tiga tim yang menyeberang ke LPI pada awal kompetisi, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar, otomatis terdegradasi.
Bontang FC yang menjadi peringkat keempat dari bawah menyusul turun takhta setelah kalah oleh peringkat ke empat Divisi Utama Persidafon Dafonsoro di babak playoff. Sebanyak 258 pertandingan dilalui selama sembilan bulan perhelatan ISL musim 2010–2011. Lahir 606 gol dari seluruh pertandingan. Penyerang Persipura Jayapura Boaz Solossa men catatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak dengan 22 gol. Boaz juga merengkuh predikat pemain terbaik ISL musim 2010–2011.
Penghargaan tersebut melengkapi kedigdayaan tim Mutiara Hitam (julukan Persipura). CEO PT Liga Indonesia (LI) Joko Driyono menyatakan, seca ra kese – luruhan, ISL edisi 2010–2011 berjalan bagus. Dia mengungkapkan liga menghadapi ke sulitan luar biasa dalam menye lenggarakan kompetisi selama musim 2010–2011. Tiga klub yang mundur dari ISL menjadi tantangan yang luar biasa. ’’Kami melewati musim ini dengan baik.
Di tengah kemelut yang terjadi di persepakbolaan nasional, hal tersebut menjadi keberhasilan yang tidak ternilai,’’ kata Joko. ’’Liga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh peserta kompetisi ISL, seluruh elemen-elemen di dalamnya, sponsor, serta semua pihak yang mencintai sepak bola Indonesia sehingga musim kompetisi 2010–2011 dapat diselesaikan,’’ lanjutnya. Menurut Joko, banyak capaian positif yang diraih di musim 2010– 2011. Di antaranya, jumlah pertandingan live mencapai 159 kali. Jumlah tersebut naik dari yang sebelumnya 146 kali.
Padahal, ada tim yang membelot ke LPI. Atensi media malah meningkat signifikan dengan mundurnya Persema, Persibo, dan PSM. Jumlah penonton juga meningkat meski tidak signifikan jika dibandingkan dengan musim sebelumnya. Terlepas dari klaim PT LI yang menyatakan bahwa musim 2010– 2011 berjalan dengan baik, diakui atau tidak, masih banyak yang harus dibenahi. Yang paling mencolok adalah masih banyaknya stadion yang tidak memenuhi standar. Padahal, PT LI melakukan assessment di awal kompetisi. Dari segi finansial, masih banyak klub yang mengalami kesulitan menggaji pemain di musim 2010–2011.
Joko menjelaskan, setelah lolos dari hadangan persoalan berat di musim 2010–2011, PT LI memiliki kewajiban yang lebih berat pada musim berikutnya. Yaitu, meningkatkan kualitas dalam hal legal, keuangan, dan infrastruktur. Pada 2013, PT LI juga menargetkan stadion yang lebih memadai dari klub-klub Indonesia yang lolos ke kompetisi Asia. Joko mengungkapkan, pada 30 Juli hingga 15 Juli nanti, AFC akan melakukan penilaian terhadap kondisi klub-klub Indonesia.
Hasilnya akan diumumkan pada 15 September. Hasil itu akan menentukan berapa kuota yang diberikan kepada klub-klub Indonesia yang akan berlaga di kompetisi Asia. ’’Pada 16 dan 17 Juni lalu, saya menghadap AFC untuk mem bicarakan persoalan kompetisi kita ke depan. AFC dan semua orang mengharapkan sepak bola kita tidak mandek level sekarang ini. Semua orang mendorong seperti itu. Lalu, kenapa kita tidak?’’ jelasnya. (ali/c12/ko)