Meski tim Arema tengah diliburkan untuk jedah kompetisi Indonesia Super League, sejatinya tim asuhan Miroslav Janu ini tak bisa sepenuhnya tenang. Maklum, seiring waktu berjalan, ketidak jelasan nasib mereka juga terus berlanjut.
Khususnya menyangkut pembayaran gaji bulanan pemain dan pelatih yang kini sudah hampir terlambat tiga bulan. Termasuk gaji mereka untuk bulan-bulan berikutnya, belum ada kepastian lantaran kondisi finansial Arema yang diambang kebangkrutan.
Sedangkan investor baru yang diharapkan bisa menjadi penyelamat tim Arema, hingga saat ini masih belum juga ada kepastian. Meski beberapa waktu lalu, sebenarnya ada dua kubu berbeda yang mengklaim bakal ada investor baru masuk ke Arema.
Pertama, Pembina Yayasan Arema, Andi Darussalam Tabusala beberapa waktu lalu sempat meyakinkan bahwa ada investor yang akan masuk dan mengelola Arema. Sayang tak disebutkan investor yang dimaksudnya itu.
Kedua, Ketua Yayasan Arema, Muhammad Nur juga beberapa hari lalu juga memastikan ada investor baru yang 90 persen sudah deal untuk membiayai sekaligus siap mengelola tim Singo Edan Arema.
Namun seperti halnya Andi Darussalam, M. Nur yang juga Pjs Direktur Utama PT Arema Indonesia tak mau berterus terang perihal investor baru yang disebutkannya bakal menyelesaikan persoalan gaji pemain dan pelatih Arema musim ini.
Menariknya, antara M. Nur dan Andi ternyata hingga saat ini belum saling bertemu untuk membicarakan dan membahas keberadaan investor baru itu. Hanya keduanya, secara terpisah sama-sama sudah menemui Rendra Kresna.
Menariknya, konon antara HM Nur dan Andi Darussalam, sama-sama memiliki calon investor yang berbeda. Informasi yang berkembang, hanya saja belum bisa dikonfirmasi, Andi Darussalam tampaknya akan membawa Bakrie Grup, sedangkan HM Nur tak jauh-jauh dari Medco Grup.
Presiden Klub Arema yang sudah mengundurkan diri dari posisi Bendahara Yayasan Arema ini mengaku sudah bertemu dengan M. Nur dan Andi, tidak secara bersamaan. Meski tampaknya belum ada kepastian seputar investor baru itu.
Dua kubu berbeda inilah yang disebut-sebut tengah ‘bersaing’ untuk mengelola Arema. Masing-masing kubu, kabarnya memberi persyaratan untuk melakukan perombakan pengurus, tentunya dengan saling mengorbankan satu sama lain.
Untuk itu, manajemen PT Arema Indonesia yang selama ini ngopeni tim Arema berharap secepatnya ada keputusan perihal investor baru yang akan masuk ini. Lantaran kondisi tim Arema saat ini sudah cukup kritis untuk menyelesaikan ISL 2010/2011.
‘’Soal investor, kami masih menunggu dua minggu batas waktu yang telah diberikan sejak 12 mei lalu, karena itu siapapun yang ingin mengelola Arema, segera untuk menyampaikan niatannya,’’ ungkap manajer media officer PT Arema Indonesia, Sudarmaji.
‘’Tentu dengan tetap berpegang pada golden veto yang telah ditetapkan yakni paling prinsip home base di Malang dan berkompetisi yang dilegalkan oleh FIFA,’’ sambung mantan wartawan ini memastikan batas waktu itu adalah 26 Mei mendatang, sudah harus ada kepastian investor.
Sementara jika tak ada investor baru yang masuk, Darmaji tak menjelaskan perihal alternatif solusi untuk kondisi Arema. Meski sebelumnya ada rencana, salah satu pengurus Arema siap mengambil alih pengelolaan Arema, dengan memberi dana talangan.
Terlepas itu, Aremania juga telah menyiapkan skenario untuk kemungkinan terburuk Arema tak mendapatkan investor baru. Setidaknya ada sekelompok Aremania yang secara diam-diam rupanya tengah menggodok konsep pengelolaan tim Arema secara professional.
‘’Investor Arema? Ada, pastinya hanya suporter Aremania yang jadi investor terbesar untuk kompetisi besok dan selamanya, ini masih saya kerjakan sam, biar kita fokus untuk membela klub, tidak dipecundani terus,’’ ungkap Kacong, Aremania korwil Palem, kemarin sore.
‘’Jadi Aremania siap kelola tim Arema, dan Aremania akan minta bantuan orang-orang yang mengerti sepakbola, totalitas yang punya jiwa loyalitas, semangat berjuang untuk Arema, Kita memperkerjakan profesionalisme,’’ yakin pria dengan nama asli Totok ini. (bua/avi)