Share |

Persebaya 1927 Santuni Keluarga Albert


Tak hanya mengenakan pita hitam saat pertandingan lawan Tanggerang Wolves, Persebaya 1927 juga memberikan santunan ke keluarga Albert Rio Perdana Poetra, Bonek yang terjatuh dari atas kereta.

Tiga perwakilan Persebaya 1927, yakni manajer Edu Harijanto, media officer Ram Surahman serta kiper muda Persebaya eks Timnas SAD, Dimas Galih, datang ke rumah duka, Jalan Wonokromo Tengah Gg IV, Surabaya, Selasa (25/1/2011) siang.

"Kami turut berduka atas kejadian ini. Mungkin jumlahnya tidak seberapa, tapi ini bentuk kepedulian kita kepada keluarga korban. Kedepan, kami berharap tidak ada lagi korban nyawa," kata Ram Surahman kepada wartawan.

Seperti yang dikabarkan sebelumnya, Albert meningal usai terjatuh dari atas kereta api. Ia meninggal di RS Keraton, Pekalongan, Jawa Tengah dengan luka parah di sekujur tubuhnya. "Tulang tangan, kaki dan pinggulnya patah," aku ayah korban, Khusnan.

Menurut Khusnan, sebelum meninggal, ia tidak mendapat fisarat buruk mengenai anaknya. Hanya saja menurut pengakuan rekan korban, Albert seperti sudah tahu jika dia bakal dipanggil yang kuasa. "Iki tur terakhirku rek," kata rekan Albert seperti yang ditirukan Khusnan.

Selain rekan-rekannya, ketika ia terjatuh, di saat yang bersamaan nenek korban seperti mendengar suara Albert. "Emak, emak. Neneknya mendengar seperti itu. Lalu ketika dilihat di rumah, tidak ada apa-apa. Mungkin dia pamit ke neneknya," akunya. Menurt Khusnan, Albert memang dikenal dekat dengan sang nenek.

Sebelum meninggal, Albert yang jebolan salah satu Madrasah Aliyah di Pasuruan ini berniat untuk mencari kerja. Bahkan ia sudah mebuat surat lamaran. Sayang, anak tunggal ini tak bisa merealisasi cita-citanya. "Dia tidak mau meneruskan sekolah lagi, dia mau kerja," sambung Khusnan.

"Saya tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Saya sudah ikhlas. Cuma saya berharap tidak ada lagi korban yang meninggal," harap Khusnan yang mengaku penggemar berat Persebaya ini. [sya/kun]
Share on Google Plus

About 12paz