Share |

Ortu Bustomi: Jangan Terlena Bonus, Ker!


-Arema adalah salah satu tim peserta ISL yang cukup banyak menyumbangkan pemain ke timnas Indonesia untuk berlaga di Piala AFF 2010. Pemain asal klub berlogo kepala singa yang ada di timnas itu sebanyak enam pamain.

Di antaranya, gelandang Achmad Bustomi, penyerang Yongki Aribowo dan Dendi Santoso, bek sayap Zulkifly Syukur, Benny Wahyudi serta penjaga gawang Kurnia Meiga.

Hal itu merupakan kebanggaan luar biasa bagi tim Singo Edan. Bahkan, tak hanya dirasakan tim kebanggaan Aremania itu, kebanggaan juga dirasakan oleh kedua orang tua salah satu pemain yakni Ahmad Bustomi.

Pemain yang diganjar kartu kuning oleh wasit di menit ke- 90, saat leg kedua semifnal Piala AFF 2010, saat tim Garuda melawan Filipina, dengan skor 1-0, di Stadion Gelora Bung Karno (SGBK), Jakarta, Minggu (19/12/2010), kelahiran Jombang 13 Juli 1985.

Kini bersama kedua orang tuanya tinggal Jl Balai Desa Rt 18 RW 06 Desa Kepuhhardjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Karir sepakbolanya dimulai dari Sekolah Sepakbola (SSB) Universitas Brawijaya 82, Persema Junior, Persikoba, Persema, Timnas-U23, dan hingga kini bergabung di Arema FC.

Senin (20/12/2010), berhasil menghubungi kedua orang tua Ahmad Bustomi yang kini tinggal di Karangploso, Kabupaten Malang. Jumari, bapak Bustomi mengaku, sangat bangga punya anak yang mampu berjuang untuk Indonesia melalui sepakbola.

"Saya selalu berdoa setiap detik untuk Bustomi. Kalau ritual secara khusus, tak usah dibicarakan. Itu sudah kewajiban orang tua untuk selalu mendoakan anaknya. Begitu juga ibu Bustomi. Hati saya berdebar saat pertandingan timnas. Selain timnas Indonesia sendiri, juga ada anak saya yang bermain,” aku Jumari.

Ditanya soal kebahagiaannya karena Bustomi mendapat uang bonus dari timnas, Jumari mengaku kebanggaannya bukan karena anaknya mendapat bonus uang dari PSSI. "Saya selalu berpesan kepada anak saya jangan terlalu memikirkan materi. Yang penting prestasi dulu. Karena PSSI itu masih miskin prestasi,” katanya.

Jumari mengatakan, pihaknya juga selalu memberi saran kepada Bustomi di saat akan bermain di lapangan. “Setiap masuk lapangan adalah seleksi. Jadi, harus menampilkan dan berjuang untuk jadi yang terbaik. Itu saran saya kepada Bustomi,” katanya.

Selain itu, Jumari juga berharap kepada PSSI agar tidak terlalu banyak menaturalisasi pemain dari negara lain. "Menurut saya, perbaiki sepakbola Indoensia sejak di SSB. Dari SSB itulah akan lahir bibit handal. Itu masukan saya ke PSSI,” ungkapnya.

Karena kalau terlalu banyak menaturalisasi pemain dari luar, katanya, akan memperburuk generasi Indonesia. "Sebab, saya yakin kalau SSB dikelola secara serius dan profesional mampu melahirkan generasi yang luar biasa. Dan nasionalismenya tak akan diragukan," tegasnya.

Sementara itu, ibu Bustomi, Sarmiati, hanya bisa mendoakan anaknya Bustomi yang akan berjuang di laga final melawan Malaysia pada tanggal 26 dan 29 Desember nanti. “Saya mendoakan semoga timnas jadi juara dan Bustomi memberikan yang terbaik untuk Indoensia dan seluruh rakyat Indoensia,” akunya santai. [air/ain]
Share on Google Plus

About 12paz