Manajemen Persibo Bojonegoro menolak membayar denda sebesar Rp 15 juta kepada PSSI, menyusul kartu kuning empat pemainnya saat berlaga melawan Persipura Jayapura, 27 Oktober 2010 lalu.
"Saya tidak akan membayarnya, biarkan saja mereka (PSSI) mau bilang apa," ujar Manajer Persibo, Letkol (inf) Taufik Riesnendar tanpa memeberikan alasan yang jelas, ketika dihubungi , Selasa 7 Desember 2010.
Menurutnya, selama ini belum ada aturan jelas mengenai sanksi kepada klub bola di Indonesia lantaran kartu kuning yang diberikan wasit kepada pemainnya.
Bendahara Persibo, Muhammad Abdul Mun’im menilai keputusan PSSI terlalu mengada-ada, apalagi harus melakukan sanksi lain bila denda tak dibayarkan yakni empat pemain terganjal kartu kuning dinyatakan sebagai pemain ilegal.
"Itu hanya ditambah-tambahi saja, mengada-ada persoalan saja," ungkap Mun’im. Sebab Mun’im mengaku sejauh ini dirinya belum pernah mengetahui aturan tersebut.
Menurutnya juga, selama ini banyak pemain dari klub lain yang melakuka hal sama. Tapi, banyak juga yang tidak membayar denda. "Masih ada tim-tim lain juga melakukan hal itu (menolak membayar denda)," pungkas Mun’im.
Denda ini sendiri merupakan denda yang kedua kalinya, karena sebelumnya, persibo sudah pernah mendapatkan denda dengan jumlah nominal yang sama, setelah keempat pemainnya yang juga diganjar kartu kuning saat melawan persema malang, pada 8 Oktober lalu.
Pada denda pertama tim Komdis PSSI dalam surat bernomor: 10/KEP/KD/ISL-III/XI-10, yang ditanda tangani oleh Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan, memberikan batas waktu pembayaran denda kepada Persibo hingga akhir bulan November 2010. Sedangkan batas untuk pembayaran denda yang kedua ini, jatuh pada tanggal 15 Desember 2010 mendatang.
Padahal, dalam surat tersebut juga disebutkan, apabila Persibo tidak membayar denda dengan ketentuan nominal tersebut hingga jatuh tempo, keempat pemainnya yang terkena kartu kuning dalam satu pertandingan, yakni Sumardi, Aang Suparman, Nurhidayat dan Jajang Paliama oleh PSSI dinyatakan sebagai pemain illegal yang tidak sah untuk dimainkan dalam pertandingan ISL.
Laporan Bambang Tubo | Bojonegoro
"Saya tidak akan membayarnya, biarkan saja mereka (PSSI) mau bilang apa," ujar Manajer Persibo, Letkol (inf) Taufik Riesnendar tanpa memeberikan alasan yang jelas, ketika dihubungi , Selasa 7 Desember 2010.
Menurutnya, selama ini belum ada aturan jelas mengenai sanksi kepada klub bola di Indonesia lantaran kartu kuning yang diberikan wasit kepada pemainnya.
Bendahara Persibo, Muhammad Abdul Mun’im menilai keputusan PSSI terlalu mengada-ada, apalagi harus melakukan sanksi lain bila denda tak dibayarkan yakni empat pemain terganjal kartu kuning dinyatakan sebagai pemain ilegal.
"Itu hanya ditambah-tambahi saja, mengada-ada persoalan saja," ungkap Mun’im. Sebab Mun’im mengaku sejauh ini dirinya belum pernah mengetahui aturan tersebut.
Menurutnya juga, selama ini banyak pemain dari klub lain yang melakuka hal sama. Tapi, banyak juga yang tidak membayar denda. "Masih ada tim-tim lain juga melakukan hal itu (menolak membayar denda)," pungkas Mun’im.
Denda ini sendiri merupakan denda yang kedua kalinya, karena sebelumnya, persibo sudah pernah mendapatkan denda dengan jumlah nominal yang sama, setelah keempat pemainnya yang juga diganjar kartu kuning saat melawan persema malang, pada 8 Oktober lalu.
Pada denda pertama tim Komdis PSSI dalam surat bernomor: 10/KEP/KD/ISL-III/XI-10, yang ditanda tangani oleh Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan, memberikan batas waktu pembayaran denda kepada Persibo hingga akhir bulan November 2010. Sedangkan batas untuk pembayaran denda yang kedua ini, jatuh pada tanggal 15 Desember 2010 mendatang.
Padahal, dalam surat tersebut juga disebutkan, apabila Persibo tidak membayar denda dengan ketentuan nominal tersebut hingga jatuh tempo, keempat pemainnya yang terkena kartu kuning dalam satu pertandingan, yakni Sumardi, Aang Suparman, Nurhidayat dan Jajang Paliama oleh PSSI dinyatakan sebagai pemain illegal yang tidak sah untuk dimainkan dalam pertandingan ISL.
Laporan Bambang Tubo | Bojonegoro