
Kebijakan rencana naturalisasi timnas kembali dikritisi. Pro-kontra muncul terkait efektivitas teknis pemutihan paspor amunisi. Problem kebijakan amunisi asing sempat muncul jelang uji coba timnas kontra Uruguay di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang berakhir dengan skor 1-7, Jumat (8/10).
Terbentur regulasi FIFA, Merah Putih batal menurunkan tiga pilar asing paspor Belanda yang siap diputihkan. Mereka adalah Jhonny van Beukering, Tobias Waisapy, dan Rafael Guilermo Maitimo. Ketiga amunisi itu sebelumnya akan diturunkan dalam uji coba tersebut. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh mereka terhadap tim.
Merah Putih selama ini mengeluhkan buruknya produktivitas, selain minimnya stok playmakerdan bek tengah. Namun, rencana menurunkan tiga pemain itu dibatalkan. Uji coba kontra Uruguay tetap berstatus resmi dan tercatat di FIFA. Kebijakan serupa berlaku saat timnas menghadapi Maladewa, Selasa (12/10).
Mereka bertiga akhirnya dipulangkan ke Belanda sehari sesudah uji coba timnas kontra Uruguay. Sebenarnya mereka direncanakan memperkuat Persib Bandung U-21 saat menghadapi Maladewa yang berakhir 1-3, Sabtu (9/10).
Anggota Komisi X DPR Tubagus Dedi Gumelar mengungkapkan, kebijakan naturalisasi timnas harus ditinjau kembali.
“Apa yang terjadi itu tidak efektif. Kebijakan naturalisasi juga belum cukup menciptakan sistem yang baik. PSSI hanya perlu merestrukturisasi regulasi dan organisasinya,” ungkap Dedi kemarin.
Dedi menambahkan, naturalisasi juga baru bisa dilakukan bila pemain memiliki latar belakang bagus. Cermin kualitas pemain bisa dilihat dari strata klub yang menaunginya. Merah Putih idealnya melakukan pemutihan pemain keturunan yang berkompetisi pada level top UEFA atau konfederasi lainnya.
Dari tiga nama tersebut, hanya Van Beukering yang sedang mencari klub baru setelah kontraknya habis bersama Go Ahead Eagles. Tobias memilih memperkuat klub SBV Excelcior, lalu Guilermo kembali kepada klub China BIT FC. Nasib berbeda dengan beberapa nama Belanda sebelumnya seperti Kim Jeffry Kurniawan. Kim yang bergabung bersama Persema Malang dicekal Liga lantaran tidak memenuhi standar kualifikasi amunisi asing.
Manpora Andi Mallarangeng menyatakan, percepatan naturalisasi pemain cukup terbuka meski tetap didasarkan pada kualitas pemain.
“Naturalisasi bahkan dipercepat prosesnya dan bisa dilakukan kalau pemain itu berkualitas. Bakatnya juga bagus. Presiden juga mendukung naturalisasi. Keputusan itu diperlukan untuk membangun sikap kompetisi pada internal timnas sendiri,” ujarnya.