
Sriwijaya FC (SFC) memiliki beban berat musim 2010/2011. Statusnya sebagai salah satu klub elite negeri ini plus juara Turnamen Pramusim Djarum Inter Island (IIC) 2010 tentu penyebabnya.
Predikat klub yang selalu menjunjung tinggi fair play juga jadi tambahan beban. Namun, belum juga masuk ke kompetisi resmi, pemain SFC sudah ada yang melakukan tindakan tidak terpuji di lapangan. Hal itu terjadi saat SFC meladeni Persiwa Wamena di final IIC 2010,Minggu (5/9).Sejak menit ke- 80, SFC harus bermain dengan 10 pemain setelah Budi Sudarsono diusir wasit.
Budi dihadiahi kartu merah karena memukul muka bek Persiwa Zaza Zecevic. Meskipun tindakan itu dilakukan merespons perilaku kasar Zaza yang menyikutnya, tetap saja aksi kekerasan seperti itu tidak dibenarkan. ”Apa pun alasannya, tindakan itu salah. Emosi di lapangan memang tidak bisa dihindari dan itu wajar.
Tapi, kalau dilampiaskan dengan cara anarkistis seperti itu, jelas tidak boleh,” cetus Manajer SFC Hendri Zainuddin. Menurut Hendri, SFC masih menyimpan trauma akibat peristiwa kekerasan musim lalu yang melibatkan pemain dan suporter. Bukan hanya kerugian secara materi yang ditimbulkan, dari sisi prestasi dan pencitraan pun SFC mengalami kemerosotan.
Beruntung di akhir musim SFC masih bisa mempersembahkan satu gelar Piala Indonesia. ”Kami tidak ingin kejadian kekerasan seperti yang terjadi musim lalu kembali terulang. Bukan hanya sopan di luar lapangan, tapi pemain juga harus mengutamakan fair play di dalam lapangan,” lanjutnya. Terkait insiden kartu merah Budi, manajemen telah memberi teguran langsung kepada pemain itu.
Meski tidak memberikan sanksi,manajemen yakin teguran tersebut sudah cukup membuat pemilik nomor punggung 13 tersebut menyadari kesalahannya. ”Belum perlulah kami memberikan sanksi kepadanya. Kami lebih memilih pendekatan personal dalam menyelesaikan persoalan ini,”ujar pria yang juga anggota DPRD Kabupaten Banyuasin ini.
Tak hanya Hendri, Pelatih SFC Ivan Kolev juga menyayangkan tindakan kasar Budi. Beruntung saat itu Laskar Wong Kito sudah unggul 2-0 dan lawan tidak mampu menyamakan kedudukan. Jika saja waktu itu Persiwa bisa bangkit menyamakan skor,bahkan mengalahkan SFC,tentu penyesalan akan dirasakan seluruh tim. ”Sepak bola bukan hanya masalah menang atau kalah.
Di sini juga dibutuhkan sportivitas tinggi,” ujar Kolev. Pria asal Bulgaria ini mengaku akan segera melakukan pembenahan mental bertanding para pemainnya. Sebab,dari beberapa pertandingan terakhir,Kolev melihat emosi beberapa pemainnya begitu mudah terpancing saat bertanding. (iwan setiawan)