Belum kunjung kelarnya pembangunan Stadion Letjen H. Soedirman, dan terus berjalannya deadline ketersediaan home base (kandang) untuk laga Indonesia Super League (ISL), membuat manajemen Persibo Bojonegoro mulai menyiapkan skenario cadangan.
Salah satunya adalah melakukan penjajakan dengan beberapa pengelola stadion yang selama ini dianggap memenuhi standar menggelar sepak bola untuk level superliga. Bahkan, manajemen Persibo sudah melangkah cukup jauh untuk menjajaki kemungkinan menggunakan stadion di luar Bojonegoro. Manajemen pun mengirimkan surat kepada pengelola Stadion Tri Dharma, Petrokimia, Gresik; Gelora 10 November, Tambaksari, Surabaya; dan Stadion Manahan, Solo. Isinya adalah kemungkinan menggunakan tiga stadion tersebut untuk laga kandang Persibo.
Asisten Manajer Persibo Bidang Teknis Imam Sardjono mengungkapkan, selama ini tiga
stadion tersebut dianggap memenuhi syarat oleh Badan Liga Indonesia (BLI), untuk menggelar kompetisi superliga. Namun, dari tiga stadion yang diharapkan bisa menjadi cadangan tersebut, Stadion Manahan yang tampaknya paling diseriusi oleh manajemen.
Meski, di luar berhembus kabar kalau Persija Jakarta juga mengincar stadion tersebut sebagai venue karena tidak boleh lagi menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno.
"Ini kan hanya rencana cadangan kalau Stadion Letjen H. Soedirman Bojonegoro tidak disahkan oleh BLI," kata Imam Sardjono. Sebab, lanjut dia, sebelum 15 Agustus nanti, BLI meminta agar Persibo mengajukan venue cadangan selain Stadion Letjen H, Soedirman.
Karena itu, Sardjono mengaku, saat ini salah satu anggota manajemen sudah berangkat ke Solo guna melakukan pembicaraan dengan pengelola Stadion Manahan. Harapannya,
sebelum deadline, venue cadangan Persibo sudah siap. "Yang berangkat adalah Donny (asisten manajer) yang akan melakukan penjajagan," terangnya.
Pengusaha saprodi ini mengaku sudah mendengar Persija bakal menggunakan Stadion Manahan sebagai home base musim depan. Karena itu, dia berharap pembicaraan antara
pengelola Stadion Manahan dengan perwakilan manajemen, ada kesepakatan. Kenapa ke Solo? "Sebab, Solo secara geografis lebih dekat dan punya nilai sejarah dengan Persibo," imbuhnya. Meski demikian, Sardjono tetap berharap agar renovasi Stadion Letjen H. Soedirman bisa selesai tepat waktu, dan memenuhi syarat yang ditentukan oleh BLI.
Seperti diberitakan, BLI mengirim surat ke Persibo. Isinya, BLI menyatakan Stadion Letjen H. Soedirman belum layak. Bahkan, BLI minta agar disediakan training ground sebagai sarana latihan Persibo, karena stadion utama hanya digunakan untuk laga resmi saja.