
Ratusan calon penumpang yang akan naik Kerata Api (KA) Eksekutif Gajayana dan Malabar (Eksekutif, Bisni dan Ekonomi) tujuan Jakarta ngumpet alias bersembunyi di dalam Stasiun KA Kota Kediri. Mereka cemas dan takut saat KA Matarmaja yang membawa sekitar 10.000 Aremania dari Malang melintas di stasiun.
Berdasarkan pantauan , ruang tunggu penumpang yang biasanya dipenuhi calon penumpang menjadi sepi. Hanya ada sejumlah petugas kepolisian dari Polresta Kediri dan keamanan stasiun. Bahkan, warung dan toko-toko langsung tutup ketika rombongan pendukung Arema Indonesia itu masuk ke stasiun.
KA Matarmaja sendiri sempat berhenti beberapa saat di Stasiun KA Kota Kediri. Sementara dari dalam kerata tampak suporter Aremania yang mengenakan kostum warna biru kombinasi putih meneriakkan yel yel dan menyanyikan lagu Aremania.
Imam (28), salah seorang Aremania dari Gading II mengatakan, di dalam kereta ada lebih 10 ribu penumpang pendukung tim juara Indonesia Super League, yang akan menyelesaikan satu laga terakhir melawang Persija Jakarta pada Minggu besok.
“Kemungkinan besok masih ada lagi. Bahkan, rencananya akan memberangkatkan 46 bus,” terang Imam, ditemui di Stasiun Kota Kediri. Meski sempat dikhawatirkan berulah, namun akhirnya mereka tidak membuat kerusahan sekecil apapun. Setelah berhenti beberapa saat, mereka meninggalkan Stasiun KA Kota Kediri.
Iptu Supriyono mengatakan, pihaknya menyiagakan sekitar 20 personil di sekitar Stasiun Kota Kediri dan di dalam stasiun. Penjagaan ketat itu merupakan langkah antisipasi terhadap keamanan, saat kedatangan rombongan Aremania dari Malang menuju Jakarta.
Sementara itu, Solihin, salah seorang calon penumpang KA Malabar asal Bandung, Jawa Barat mengaku sempat panik dan takut dengan kedatangan rombongan Aremania. Ia bersama keluarganya sempat bersembunyi di dalam perkantoran Stasiun KA Kota Kediri.
“Terus terang saya masih trauma. Pasalnya, sebelumnya saya sempat mengalami kejadian kerusahaan saat suporter pendukung Persebaya Surabaya menumpang KA, dan kebetulan saya ada di dalamnya,” aku Solihin, yang mengaku usai mengunjungi anaknya di Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor III di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.