SATU lagi borok kompetisi tanah air terungkap di pentas internasional. Kali ini yang disorot adalah permainan kasar yang kerap dilakukan oleh para pemain.
Menurut Sekjen PSSI Nugraha Besoes, setelah pertandingan Liga Champions Asia (LCA) dan AFC Cup, dirinya hampir selalu ditegur AFC. Teguran itu terkait dengan banyaknya pelanggaran yang dilakukan pemain.
Menurut Nugraha, teguran tersebut tidak bagus untuk citra sepak bola Indonesia. Dalam suratnya, AFC mempertanyakan para pemain dari klub Indonesia yang "hobi" melakukan pelanggaran dan mendapatkan kartu kuning.
"Itu menunjukkan bahwa apa yang kerap 'dibenarkan' di kompetisi kita selama ini tidak dibenarkan di kompetisi lainnya," tutur dia. Selain teguran, beberapa klub dikenai sanksi oleh AFC karena mendapatkan empat kartu kuning dalam satu pertandingan. "Dendanya USD 5.000 (sekitar Rp 45 juta). Uang itu langsung dipotong dari uang subsidi yang mestinya didapat klub," terangnya.
Nugraha mengungkapkan, kejadian di pentas Asia itu menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dalam kepemimpinan wasit di liga Indonesia selama ini. Bisa jadi, lanjut Nugraha, wasit Indonesia kerap membiarkan kekerasan yang dilakukan pemain terhadap lawan. Ternyata, "kebiasaan" itu ternyata di pentas Asia (internasional) berakibat kartu kuning.
"Mungkin, wasit kita takut dengan segala bentuk intimidasi tuan rumah jika memberikan kartu kuning kepada pemain tuan rumah yang melakukan pelanggaran keras. Ini harus segera dibenahi. Wasit harus tegas," ujar Nugraha. (ali/c8/diq)