
Peran wasit kembali menjadi sorotan ketika Persebaya bermain imbang 0-0 menjamu Persija Jakarta dalam lanjutan Liga Super Indonesia di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya, Sabtu (3/4). Wasit Iis Isya Permana (Indramayu) menjadi sorotan dalam laga kemarin.
Dua keputusan penting wasit patut dipertanyakan. Pertama, ketika penyerang Persebaya Andi Odang yang sudah di bibir gawang didorong oleh bek Persija Baihakki Khaizan pada menit ke-7. Wasit tidak mengambil tindak apapun. Kedua, ketika di masa perpanjangan waktu babak dua, Andi Vermansah juga dijatuhkan oleh Baihakki, wasit langsung meniup peluit tanda pertandingan usai.
Pelatih Persija Jakarta Benny Dollo menilai tingkah laku wasit di lapangan semakin gila. "Wasit makin gila saja, tapi kalau pertandingan kali ini, wasit lumayan, kami bisa curi poin," ujar Benny.
Sementara itu pelatih Persebaya Rudy Keltjes justru enggan banyak berkomentar soal kepemimpinan wasit. "Saya menunggu Benny bicara soal wasit saja, kalau saya yang komentar saya bisa kena hukuman lima tahun," kata Rudy.
Hasil imbang ini akan merepotkan langkah Persebaya yang terancam degradasi. Apalagi pada laga sebelumnya menjamu PSPS, 'Bajul Ijo' juga takluk 0-1. Catatan buruk berturut-turut ini membuat ribuan suporter mengamuk. Mereka melempari wasit dan pemain Persija dengan botol plastik saat para pemain memasuki ruang ganti.
Manajer Persebaya Saleh Ismail Mukadar menilai hasil ini masih berkaitan dengan sikap vokalnya terhadap PSSI yang dipimpin Nurdin Halid.
"Karena saya vokal, akhirnya Persebaya dikerjain. Kalau memang begitu, saya bisa saja mundur sebagai manajer," ujarnya.
Lebih jauh, Saleh menilai kompetisi LSI masih kental dengan pengaturan skor. "Sepak bola kita tidak rasional. Tim yang baru terbentuk terakhir seperti Arema bisa tiba-tiba jadi calon juara, sedangkan tim lain yang persiapannya banyak akan didegradasi," katanya.
Saleh kembali menegaskan bahwa kompetisi sepak bola Indonesia adalah kompetisi di air kotor. "Tapi saya hanya seorang Saleh, bisa apa saya melawan Nurdin. Presiden saja tidak bisa," lanjutnya.